Bull Trap Kripto di Tengah Kenaikan Bunga Fed

Sabtu, 18 Juni 2022 | 11:58:28 WIB
Foto: Investor milenial di BEI/CNBC Indonesia/Tahir Saleh

Riauaktual.com - Perasaan investor dibuat dag dig dug atau naik turun oleh pergerakan pasar aset kripto dalam seminggu terakhir. Pasar kripto sempat kembali menguat di tengah pekan. Namun rupanya itu adalah bull trap yang cukup keras menghantam sejumlah aset kripto.

Secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap kembali berbalik arah ke zona merah setelah tampil gemilang, pasca-The Fed menaikkan suku bunga. Misalnya Bitcoin yang kembali diperdagangkan dengan nilai US$ 20.335 atau anjlok 7,65% dalam 24 jam terakhir, seperti terpantau dari situs CoinMarketCap pada Jumat (17/6/2022) pukul 12.00 WIB.

Altcoin lainnya pun tak kalah menyedihkan. Nilai Ethereum (ETH) ikut terjun 10,17% ke US$ 1.089. Binance Coin (BNB), Cardano (ADA) dan Dogecoin (DOGE) luluh lebih dari 5% sehari belakangan.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan perdagangan market kripto, terutama Bitcoin bergerak secara anomali. Permainan whales atau bandar sangat terlihat sehingga reli singkat pasca-kenaikkan suku bunga AS (The Fed rate) merupakan jebakan banteng atau bull trap.

“Reli Bitcoin tidak akan berlanjut. Bull trap sangat gamblang terlihat, sehingga banyak investor tidak memutuskan untuk membeli di level ini. Kecemasan investor juga mirip seperti yang terjadi di pasar modal. Mereka takut The Fed akan mengerek suku bunga acuannya dan membawa ekonomi AS ke resesi. Sehingga, memilih menjauh dari pasar aset berisiko,” kata Afid, Jumat (17/6/2022).

Secara teori, kenaikan suku bunga bakal mengurangi minat investor untuk menyimpan hartanya di aset beresiko seperti kripto, dan saham. Investor maupun ritel cenderung memilih institusi keuangan tradisional atau perbankan untuk menyimpan asetnya.

Hal tersebut jelas akan berdampak pada kondisi pasar kripto yang bakal kehilangan volume perdagangan dalam beberapa waktu ke depan. Dengan asumsi tersebut, harga kripto dan Bitcoin dikhawatirkan akan kembali melorot.

Afid melihat sejujurnya market akan terus alami tekanan hingga penurunan perdagangan. Fenomena saat ini sangat menggambarkan bahwa kondisi makroekonomi sedang tidak baik-baik saja. Pelemahan ekonomi yang dikhawatirkan akan berujung resesi tentu akan berdampak pada semua sektor investasi, termasuk kripto.

Harga Bitcoin diprediksi akan jatuh di bawah US$ 20.000. Secara pergerakan pasar, menurutnya, tidak ada satu pun tanda yang memberi sinyal bullish, baik dari sisi analisis teknikal maupun sentimen lainnya. “Jika bear market masih terus berlanjut harga Bitcoin bisa turun dan mencoba untuk melanjutkan tren dengan menarik di bawah US$ 20.000. Jika berhasil turun, BTC bisa ke level support berikutnya di US$ 17.500 dan kemudian US$ 16.000,” jelasnya.

Kemudian dari Bitcoin Fear & Greed Index juga masih terus menunjukan posisi melemah di Extreme Fear. Investor tampak belum terlalu percaya diri untuk membeli BTC saat ini. Kondisi makroekonomi dan geopolitik yang membaik bisa memompa kembali perdagangan aset kripto.

Faktor yang dapat memfasilitasi kenaikan harga paling utama adalah kelonggaran kebijakan moneter The Fed yang memungkinkan beberapa likuiditas mengalir ke pasar keuangan, sehingga memicu reli kripto berikutnya. Selain itu, faktor peralihan Ethereum ke sistem bukti kepemilikan yang diharapkan bisa diterapkan pada kuartal III 2022 ini, juga bisa meningkatkan pergerakan pasar kripto ke arah bullish.


 

 

Sumber: Investor Daily

Terkini

Terpopuler