PEKANBARU (RA)- Kelangkaan gas elpoji subsidi 3 kilogram masih berlanjut di Kota Pekanbaru. Masyarakat masih kesulitan untuk memperoleh gas tersebut. DPRD minta Pemko Pekanbaru segera mengatasi persoalan yang banyak dikeluhkan masyarakat saat ini.
"Masyarakat mengeluhkan elpiji 3 kilogram sulit didapat, harga gas elpiji juga melambung tak terkendali, jauh lebih tinggi dibanding harga yang ditetapkan Pertamina. Ini harus jadi persoalan yang harus jadi perhatian serius pemerintah," ungkap Anggota DPRD Kota Pekanbaru Hj Yurni, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (4/11/2014).
Dikatakan politisi PAN ini, masyarakat yang mengeluh kelangkaan elpiji di Kecamatan Tampan misalnya, dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14 ribu yang ditetapkan Pertamina, harga yang didapat masyarakat melambung tinggi hingga Rp20 ribu pertabung.
"Memang kita lihat kondisi yang terjadi di lapangan telah berlarut-larut, seolah kesulitan warga untuk kebutuhan ini tidak bisa diantisipasi pemerintah dengan cepat," sebut Yurni.
Yurni yang juga masih aktif sebagai Ketua RW 07 Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan, mengatakan bahwa hampir tiap hari ada pengaduan warga datang tentang kondisi kesulitan dari gas epiji ini. Untuk itu, Yurni menilai bahwa pemerintah sudah sangat perlu mencari tahu sebab dan solusi atas kondisi ini.
"Kelangkaan dan mahalnya gas ini kita minta segera dapat diantisipasi, karena kelangkaan gas elpiji 3 kg di tengah masyarakat sangat membebani masyarakat. Karena ini merupakan kebutuhan dasar yang harus tersedia setiap hari. Sesuai pengaduan, tidak masalah harga kata warga, namun jangan sulit didapat," kata Yurni.
Dikatakan Yurni lagi, berdasarkan ketentuan Pertamina, pasokan elpiji 3 kg untuk Kota Pekanbaru mencukupi. Maka dari itu, Elok merasa aneh mengapa elpiji di Pekanbaru sulit didapat.
"Pemko perlu melakukan upaya-upaya secara berkelanjutan, salah satunya dengan menggelar operasi pasar, agar kelangkaan gas bisa segera diakhiri," pungkasnya.
Laporan : riki