Riauaktual.com - Seruan boikot terhadap produk Prancis rupanya cukup berdampak bagi pedagang dan konsumen. Soalnya, negeri mode itu punya sejumlah produk yang digunakan sebagian besar masyarakat Indonesia.
Ini dialami Sari, seorang pedagang bakso di Perumnas Depok, Jawa Barat. Dia mengaku kesulitan mencari air mineral Aqua untuk pelanggannya, sejak isu boikot mengemuka. "Biasanya sehari saya juga bisa jual 2-3 dus Aqua botol, sekarang sementara diganti yang lain, satu dus pun nggak habis. Mereka pilih cari Aqua di luar atau bawa dari rumah," papar Sari, Senin (2/11) sebagaimana dikutip dari RMco.id.
Menurut Sari, sebagai brand yang sudah tertanam sebagai produk berkualitas di benak pelanggan, Aqua sulit digantikan merk lain. "Diganti merk lain, yang udah biasa minum merk lama nggak mau. Tetap nyarinya Aqua. Ya kalau air minum, orang ke warung beli air mineral, pasti bilangnya beli Aqua," imbuhnya seraya berharap, isu boikot ini segera berakhir.
"Gara-gara ribut-ribut boikot, kalau jualan lebih jelek, gimana saya mau kasih makan anak di rumah?" keluh Sari.
Sari bukan satu-satunya pedagang kecil yang bingung dengan seruan boikot produk Prancis yang ramai dalam 1 minggu terakhir ini.
Kasno, pemilik warung sembako dan kebutuhan sehari-hari di kawasan Bojonggede, juga mengeluhkan beberapa produk yang kini susah didapatkan untuk warungnya.
Selain Aqua, dia juga kesulitan mendapatkan susu SGM yang juga jadi sasaran boikot masyarakat. Padahal susu itu banyak dicari ibu-ibu karena harganya yang relatif murah.
"Yang mulai kerasa itu ya, karena air minum atau susu anak yang dibutuh sehari-hari. Selama ini, susu SGM sama Aqua yang paling laku," tuturnya.
Kasno menduga, sulitnya mendapatkan kedua produk ini lantaran "dimainkan" pedagang besar. Isu boikot membuat barang langka, yang berujung pada permainan harga.
"Biasanya kalau ada ribut-ribut, nanti pedagang gede bisa mainin harga karena produk lagi susah didapat," jelas Kasno.
Isu tentang boikot produk Prancis pun dinilainya hanya bikin pedagang bingung dan resah. "Itu produk Aqua, SGM semua kan buatan Indonesia dan bertahun-tahun nggak ada masalah karena memang produknya sudah lama beredar. Sekarang udah lagi pandemi, malah banyak isu yang aneh-aneh, bikin saya bingung," keluhnya.
Selain produk air mineral dan susu, produk kecantikan Garnier juga jadi sasaran boikot.
Kasno repot, karena pelanggan tak mau beralih ke produk lain. Bukan cuma karena sudah cocok, tapi juga karena merk lain tak menyediakan kemasan sachet seperti produk tersebut.
Selain pedagang, beberapa ibu juga menyuarakan keresahan mereka. Soalnya, anak-anak mereka biasa menggunakan produk yang kini jadi sasaran boikot. Selain susu SGM, yang juga dikeluhkan adalah makanan bayi Bebelac.
"Selama ini saya kasih anak saya Bebelac karena itu yang paling cocok," ungkap Ningsih, seorang ibu yang tinggal di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.
"Nanti boikat-boikot itu biasanya pedagang sembunyikan produk, terus produk jadi langka dan harganya naik. Gimana saya mau mengatur biaya hidup keluarga?" keluhnya.
Kekhawatiran Ningsih juga dirasakan Alda, ibu dua anak yang tinggal di Pasar Minggu. "Kenapa ya, urusan politik yang katanya terjadi di Perancis sampai berdampak pada susu anak saya? Kan semua produk susu anak di Indonesia udah dapat izin BPOM, halal pula. Kenapa harus dibawa-bawa urusan politik?" keluhnya.
Situasi ini memperparah dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama 8 bulan. "Hidup sudah sulit karena pandemi apa harus dibuat susah lagi dengan susu langka dan harga mahal?" curhat Ningsih.
Mungkin karena itulah, beberapa masyarakat tak mau ikut-ikutan memboikot produk Prancis. Warga Jakarta, Marwan Yaumal Akbar tak mau melakukannya karena dianggap tidak memberi efek apapun dan justru merugikan pedagang lokal.
"Memang bakal efek ke negara Prancis? Itu kan barang retail," kata Marwan.