Riauaktual.com - Nama kanker kolorektal menjadi salah satu jenis kanker yang tidak sepopuler kanker lainnya, seperti payudara dan serviks. Selain jarang disebut, kanker kolorektal juga menempati peringkat di bawah kanker payudara dan kanker leher rahim atau serviks. Namun bukan berarti disepelekan, sebab angka penyintasnya kini kian meningkat.
"Kanker menempati nomor dua setelah jantung, meskipun jumlah pasiennya lebih kecil dari jantung, tapi uang untuk pengobatannya lebih besar," kata Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP, FINASIM, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), dalam kesempatan Media Briefing Kenali Kanker Kolorektal Lebih Dekat, di Yayasan Kanker Indonesia, Jl. Dr. GSSJ Ratulangi No.35, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/4/2018).
Menurut WHO di dunia kanker kolorektal merupakan kanker tersering ketiga dan penyebab kematian kanker keempat. Di Indonesia, menurut data estimasi Globocan, International Agency Research for Cancer (2012), kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak perempuan (10/100.000 penduduk) dan kedua terbanyak laki-laki ( 16/100.000 penduduk).
Satu dari empat pasien kanker kolorektal terdiagnosa pada stadium lanjut (sudah menyebar/metastasis ke bagian tubuh lainnya). Studi menunjukkan hanya 10-12 persen dari pasien ini hidup lebih dari 5 tahun. Biaya pengobatan kanker juga diketahui sangat mahal, hal tersebut juga senada dengan yang diungkapkan dr. Nadya Ayu Mulansari, SpPD-KHOM dalam kesempatan yang sama.
"Sebagian besar pasien datang ke rumah sakit saat sudah stadium lanjut. Padahal sudah sulit disembuhkan dan membutuhkan biaya besar," tuturnya.
Fakta-fakta ini membuat pengetahuan akan kanker kolorektal menjadi sangat penting. Kenali faktor risiko, gejala awal dan upaya skrining atau deteksi awal untuk pencegahan dan meningkatkan ‘survival’.
"Deteksi dini penting dilakukan. Selain itu, kanker kolorektal merupakan kanker yang paling dipengaruhi oleh lingkungan dan gaya hidup," tambah dokter Nadya.
Lebih lanjut, Dokter Nadya juga mengungkapkan, secara umum sebagian besar kanker itu disebabkan oleh faktor risiko berupa gen, yang mempengaruhi sekora 5-10persen, seperti kanker payudara dan kanker kolorektal. Sedangkan sekira 90-95 persen faktor risikonya dari lingkungan.
"Ada beberapa faktor, seperti lingkungan, gaya hidup atau kebiasaan, merokok, alkohol, infeksi, diet, penyakit kolotis atau radang usus, kurang konsumsi sayuran buah sayur merokok, terlalu banyak konsumsi daging merah, dan kurang berolahraga, obesitas, yang bisa menyebabkan kanker kolorektal," tuturnya. (Wan)
Sumber: Okezone.com