PEKANBARU (RA) - Puluhan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA PP) mendatangi kantor PB PON untuk meminta pelaksaan ISG berjalan sukses dan mengevaluasi kasus PON DAN ISG Riau tidak ditunda. Dalam aksi ini, SAPMA PP menuntut tiga kategori dalam mensukseskan ISG Pekanbaru.
Seperti yang disampaikan koordinator lapangan (korlap) Aditya Al Jamil saat membacakan tuntutan di depan kantor PB PON, Rabu (13/03/2013), ISG adalah ajang silaturahmi dari negara Islam di dunia. Dimana, semua melebur menjadi satu yang disatukan oleh "olahraga". Apalagi dengan ditujunya Riau sebagai tuan rumah dari ajang internasional sekelas ISG yang menjadi kebanggaan bersama.
"SAPMA PP menyambut gembira dan siap ikut serta mensukseskan iven ISG Pekanbaru, akan tetapi kegembiraan warga Riau akan menjadi pepesan kosong dimana saat ini Riau masih dilanda akan yang namanya krisis kepercayaan, kepercayaan terhadap para petingi di Negeri Lancang Kuning pasca banyaknya kasus PON," ungkapnya.
Menurut Sapma PP, PON Riau yang ke XVIII meninggalkan banyak permasalahan dan akan menganggu konsentrasi dalam menjalankan iven sekelas ISG. Seperti yang telah dijelaskan oleh ketua KONI bahwa ISG berbeda dengan PON karena ISG mempertaruhkan nama baik Riau di hadapan dunia. Maka dari itu, Sapma PP menuntut tiga aspek dalam menjalankan ISG pekanbaru yang akan datang yaitu pihak SAPMA PP meminta untuk menyelesaikan permasalahan yang tercecer dari pelaksaan PON XVIII yang terdahulu masih banyak kasus-kasus PON yang masih mengembang, tonjolkan Riau sebagai daerah melayu seperti menutup tempat hiburan yang tidak mencerminkan Riau sebagai daerah melayu yang mencirikan islam dan libatkan seluruh elemen dalamn mensukseskan ISG.
Laporan: Undri
Editor: Riki