Riauaktual.com - Dua sekolah di kabupaten Siak, tepatnya sekolah SMP Negeri 3 yang satu atap dengan SDN 018 Desa Maredan, kecamatan Tualang Siak kini kondisinya memprihatinkan. Sekolah tersebut tidak ada ketersediaan sumber air sehingga guru dan murid terpaksa membawa air dari rumah masing-masing untuk keperluan kamar mandi.
Mendengar informasi tersebut, Bupati Siak, H Syamsuar merasa terkejut, ia mengaku baru saat ini mendengar informasi itu.
"Baru hari ini pertama saya tahu tentang itu, saya tak pernah dilaporkan oleh Camat dan UPTD dan ini bukti kalau kinerja Camat tidak beres. UPTD pun tak berani melaporkan mungkin takut kena marah sama kepala dinasnya," kata Syamsuar, dilansir dari riaubookcom usai menggelar rapat dengan bawahan terkait pemeriksaan BPK di Siak di ruang Indra Pahlawan Kantor Bupati, Selasa (7/2).
"Jadi sebenarnya tadi saya sudah bertanya kepada UPTD itu kenapa tidak melapor kepada saya, mereka menjawab sudah pernah melapor kepada kepala dinas, namun kepala dinas tidak ada menindaklanjuti," kata Syamsuar.
Namun kata Syamsuar, kondisi dua sekolah itu berada di atas bukit, sehingga puluhan meter dilakukan pengeboran pipa air tetap tidak ditemukan mata air.
"Ada alternatif yang bisa dilakukan yakni menggunakan Pah, sumber air hujan ditampung, kemudian air itu dijadikan untuk keperluan di WC," terangnya.
Syamsuar menerangkan, cuma di sekolah itu saja yang bermasalah di kabupaten Siak. "Namun itu dihebohkan pihak media karena takut saya ini maju pemilihan Gubenur," kata Syamsuar sambil bergurau.
SMP Negeri 3 tersebut sudah menamatkan 3 angkatan, sedangkan di SDN 018 sudah 4 angkatan yang lulus, kedua sekolah tersebut dibangun di lokasi yang sama. Walau sekolah-sekolah tersebut sudah berdiri lebih dari 7 tahun, selama itu juga tidak tersedia sumber air, terutama untuk urusan kamar mandi. Memang kedua sekolah tersebut menyediakan fasilitas toilet, namun tidak tersedia sumber air. Bertahun-tahun guru dan murid membawa air dari rumah masing-masing untuk keperluan di kamar mandi.