SELATPANJANG (RA) - Selain sagu, di Kepulauan Meranti juga banyak terdapat kelapa. Hal itu terbukti dari data Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Selatpanjang. Setiap bulannya rata-rata Kepulauan Meranti mengekspor kelapa sebanyak 1.500 ton.
Kepala KSOP Usman YS, mengaku memang banyak kelapa yang diekspor, dan semuanya ke negara tetangga Malaysia. Ekspor kelapa tersebut dalam bentuk kelapa bulat.
"Memang dari data kebarangkatan kargo dari wilayah Meranti didominasi oleh kelapa. Kelapa itu diekspor ke Malaysia," ungkapnya, Senin.
Setiap Bulannya rata-rata muatan ekspor dari wilayah Kepulauan Meranti yakni sebesar 2.250 ton. Dari total muatan tersebut rata-rata sebesar 1.500 ton merupakan kelapa bulat.
Selain kelapa bulat, muatan ekspor dari wilayah Kepulauan Meranti yakni sagu kering, arang dan barang-barang pecah belah. Namun begitu, volumenya tidak sebesar kelapa bulat.
"Kalau yang lain sedikit. Dan tidak banyak kapal yang mengajukan untuk membawa barang-barang lain selain kelapa bulat," ujar Usman.
Meski begitu dia menjelaskan, tidak semua kelapa bulat tersebut berasal dari Kepulauan Meranti. Sebab beberapa kapal, walaupun kepengurusan izin berlayarnya dari Selatpanjang, namun kelapa berasal dari sejumlah pulau yang berdekatan dengan wilayah Kepulauan Meranti.
"Tidak semuanya dari Meranti. Karena banyak pulau lain di sekitar Meranti yang juga memiliki potensi kepala," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kepulauan Meranti, Syamsuar Ramli SE mengakui, memang Kepulauan Meranti sejak lama telah mengekspor kelapa. Potensi kelapa di Kepulauan Meranti banyak terdapat di Pulau Rangsang dan Pulau Topang. "Memang kita memiliki potensi kelapa. Semua kelapa itu diekspor keluar negeri yakni Malaysia," katanya.
Dia menjalaskan pernah diwacanakan akan dibangun pabrik kelapa. Sehingga kelapa yang ada di Kepulauan Meranti lebih ekonomis. Namun, hal itu belum bisa terwujud dengan baik.
"Rencananya di Topang akan dibangun pabrik kelapa. Tetapi sampai dengan saat ini investornya belum memberikan kepastikan," terang Syamsuar.