RAGAM (RA) - Penentuan arah menghadap rumah, bagi masyarakat Jawa merupakan hal yang sangat penting untuk membangun sebuah tempat tinggal. Seperti halnya bangsa China, orang Jawa percaya bahwa arah rumah memiliki pengaruh atau dapat membawa keberuntungan atau kesialan dalam hidup pemilik rumah.
Pada zaman dahulu, dalam masyarakat jawa hampir tidak dijumpai rumah menghadap ke barat atau ke arah timur. Rumah rakyat, bukan bangsawan, biasanya menghadap ke arah utara atau ke selatan. Sedangkan arah menghadap ke timur khusus dipergunakan untuk keraton.
Namun di era modern sekarang ini, banyak masyarakat sudah tak lagi mempercayai mitos-mitos mengenai arah rumah yang baik atau tidak untuk dibangun, salah satunya adalah tetap membangun rumah 'tusuk sate'.
Bagi Anda yang belum mengetahui apa itu, rumah 'tusuk sate' adalah rumah yang berada tepat di tengah lajur T, memotong lajur pertigaan sehingga jalan tersebut jadi buntu.
Masih ada anggapan di tengah masyarakat yang mempercayai bahwa rumah yang berada di tusuk sate akan membawa sial bagi pemilik rumah. Bentuk kesialan itu bisa saja penyakit, bisnis tidak lancar, dan sebagainya.
Intinya rumah 'tusuk sate' dianggap sebagai rumah yang berhawa panas dan penuh kesialan. Maka jangan heran, ahli Feng Shui, sangat menghindari rumah dengan posisi ini.
Dalam mitologi Jawa, sebenarnya setiap arah mata angin dipercayai ditunggu oleh para dewa. Misalnya arah timur ditunggui oleh Maha Dewa, barat oleh Batara Yamadipati, utara oleh Batara Wisnu, dan selatan oleh Batara Brahma.
Batara Yamadipati adalah dewa kematian. Sehingga bagi orang yang mempercayai, arah menghadap ke barat harus dihindari karena secara simbolik berarti sama dengan mengharap kematian. Adapun cara menentukan arah menghadap rumah adalah dengan menjumlah neptu (hitungan) hari kelahiran dan pasaran orang yang akan membangun rumah.
1. Tak Selalu Bawa Sial
Orang-orang yang berprofesi sebagai pengembang perumahan akan kesulitan untuk menjual rumah dengan posisi ini karena jarang ada yang mau beli. Tapi bagi Anda yang terlanjur membeli rumah 'tusuk sate', Anda bisa mengubah posisinya menjadi lebih baik lagi.
Para arsitektur memberikan saran bila Anda mempunyai rumah posisi ini maka bisa membangun taman di depan di mana tata letak ruangan juga cukup memadai. Fungsi taman tersebut adalah untuk menyaring dan memfilter debu-debu dari jalanan. Selain itu posisi tusuk sate membuat rumah terlihat dari segala arah dan ini membawa keuntungan bagi pemilik rumah yang ingin membangun usaha.
Anda bisa menyiasati bangunan dengan menempatkan gudang atau garasi mobil atau motor tepat lurus dengan jalan dan pintu masuk utama bisa bergeser dari jalan. Menurut Feng Shui, untuk mengakalinya rumah 'tusuk sate', harus membangun pintu sedikit bergeser dari jalan lurus atau tidak menghadap ke jalan, begitu yang dikutip dari Surabayanews.co.id, Jumat 25 November 2016.
Rumah tusuk sate tidak selalu membawa sial begitu pula dengan rumah bukan 'tusuk sate' tidak selalu bisa luput dari sial. Datangnya kesialan tergantung dari doa dan usaha untuk bisa memperoleh keselamatan dan ridho Tuhan.