Tudingan konyol Saudi Soal Pemberontak Yaman Tembak Rudal ke Makkah

Rabu, 16 November 2016 | 08:34:26 WIB
Proyek pembangunan di Makkah.
RAGAM (RA) - Sejak akhir bulan lalu banyak media memberitakan tuduhan Arab Saudi terhadap pemberontak Houthi di Yaman yang dikatakan melancarkan serangan rudal ke Makkah. Tapi benarkah berita itu?
 
Konflik di Yaman dimulai sejak 2012 ketika pemerintahan pimpinan Presiden Syiah Ali Abdullah Saleh digulingkan dan digantikan oleh Presiden Sunni Abd Rabbu Mansur Hadi yang didukung Saudi. Pada 2014 pemberontak Houthi pendukung Saleh menguasai Ibu Kota Sanaa dan sejumlah wilayah Yaman, memaksa Hadi hengkang dari negaranya. Houthi didukung oleh Iran. 
 
Kemudian sejak Maret tahun lalu Arab Saudi menggalang dukungan negara lain buat menggempur pemberontak Houthi, menyebabkan konflik makin memanas dan banyak korban sipil tewas.
 
Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi akhir bulan lalu mengatakan pemberontak Houthi menembakkan rudal ke Makkah dari ak 500 kilometer di perbatasan dan serangan itu berhasil diantisipasi dan rudal itu dihancurkan oleh militer Saudi di sekitar 65 kilometer dari Makkah, Kota Suci umat Islam sedunia, tanpa ada kerusakan apa pun.
 
Juru bicara koalisi Saudi Mayor Jenderal Ahmad Asiri menuding Iran dan Hizbullah menyokong para pemberontak Houthi untuk melancarkan serangan itu.
 
Pemimpin Houthi Muhammad al-Bekheity membantah serangan itu menargetkan Makkah.
 
"Kami tidak menargetkan warga sipil dan karena itu tidak menyasar tempat suci," kata dia, seperti dilansir stasiun televisi Aljazeera, akhir bulan lalu.
 
Pihak Houthi melalui kantor berita simpatisannya, SABA, membenarkan mereka melepaskan rudal jenis Scud ke Saudi tapi menyasar bandara Jeddah, bukan Kota Suci Makkah yang jaraknya 60 kilometer dari Jeddah.
 
Kantor berita SABA melaporkan serangan itu mengenai bandara Internasional Jeddah, bukan Makkah. Namun seorang pejabat bandara Abdulmalam Alsham mengatakan kepada Aljazeera, tidak ada serangan rudal ke bandara itu.
 
Setelah Saudi menyampaikan tudingannya, sontak pemberontak Houthi mendapat
 
kecaman dari berbagai negara muslim. Bahrain, Turki langsung mengutuk serangan itu. Sebagian kalangan langsung mengaitkan serangan itu kepada Iran yang mendukung Houthi.
 
Tak kurang, Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga mengecam serangan itu, bahkan menyebut tindakan itu adalah serangan terhadap keyakinan Islam. Media-media luar seperti the New York Times, the Independent juga memberitakan tuduhan Saudi itu ke seluruh dunia.
 
Dengan mengeluarkan tuduhan itu, Saudi segera mendapat dukungan dan simpati dalam perang melawan Houthi dalam konflik ini. Duta besar Bangladesh untuk Saudi bahkan mengatakan negaranya siap mengirimkan pasukan buat melindungi Kota Suci Makkah dan Madinah.
 
Sebagian kalangan bahkan mengatakan Houthi menyerang Makkah karena mereka beraliran Syiah Zaidi.
 
Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Abdullah bin Zayid al-Nahyan mengecam Iran yang dituduh mempersenjatai pemberontak Houthi.
 
"Rezim Iram mendukung kelompok teroris yang melepaskan roket ke Makkah. Seperti inikah rezim yang mengklaim dirinya sebagai Islam itu?" ujar Nahyan dalam akun Twitternya.
 
Namun sebagian pihak juga mempertanyakan kebenaran tuduhan Saudi itu. Benarkah Houthi yang merupakan kelompok ultra-konservatif dalam pergerakan Islam itu mau menyerang Kota Suci umat Nabi Muhammad? Tentunya mereka pasti menyadari tindakan semacam itu akan menuai kecaman dari seluruh dunia Islam.
 
Dikutip dari 5pillarsuk.com awal bulan ini, sejumlah kalangan juga menyalahkan pihak Saudi yang dengan mudahnya menuduh tanpa bukti.
 
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Ghasemi menyangkal serangan Houthi ke Makkah dengan mengatakan tudingan itu konyol.
 
"Kami menyarankan para pejabat UEA dan Arab Saudi tidak memakai tempat suci untuk kepentingan politik mereka dan tindakan ini adalah hipokrit, bentuk hiperbola yang berbahaya," kata Ghasemi seperti dikutip kantor berita Iran ISNA.
 
Sejak konflik meletus Saudi sudah dikritik berbagai pihak karena menyasar warga sipil di Yaman dalam menggempur Houthi. Serangan udara Saudi yang memakai senjata buatan Amerika Serikat mengenai sekolah, rumah sakit, pasar, masjid, dan yang terbaru menghantam upacara pemakaman. Pihak Houthi juga dituding menyerang warga sipil dalam konflik ini.
 
Tudingan Saudi dalam hal ini jelas hanya pernyataan sepihak tanpa bukti, demikian pula pihak Houthi.
 
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) konflik Yaman sedikitnya sudah menewaskan 10 ribu warga.

Terkini

Terpopuler