DEMO 4 NOVEMBER: Pengusaha Cemas Pengiriman Barang Terganggu

Jumat, 04 November 2016 | 09:01:59 WIB
ilustrasi
EKONOMI (RA) - Demo 4 November hari ini, diprediksi membuat sejumlah ruas jalan protokol di Jakarta Pusat akan dipenuhi oleh sekira 50 ribuan massa. Pasalnya, sejumlah Ormas Islam yang mengatasnamakan Gerakan Nasional Pembela Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), akan melakukan aksi unjuk rasa. 
 
Demo tersebut terkait dengan kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Seperti diketahui, aksi demo 4 November merupakan salah satu faktor yang sangat sensitif lantaran erat kaitannya dengan situasi keamanan di dalam negeri. Bila aksi ini dijalankan secara tidak tertib, maka dapat mengganggu kondisi perekonomian di Tanah Air. Bahkan, juga bisa merusak iklim investasi.
 
Para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pun angkat bicara soal aksi demo yang dilakukan pada 4 November ini. Berikut ini pandangan Wakil Sekretaris Umum Apindo Iftida Yasar ketika berbincang santai dengan Okezone.
 
Tanggal 4 November akan ada demo besar-besaran dari sejumlah ormas Islam. Pandangan dari pengusaha yang tergabung dari Apindo sendiri bagaimana?
 
Pertama mungkin dari sisi rutinitas, dengan adanya demo jalanan menjadi macet, pengiriman barang terganggu, alhasil waktu yang ditempuh menjadi lebih panjang. Utamanya kepercayaan terhadap customer terhadap time delivery yang dijanjikan. Dari sisi investasi mungkin investor akan melihatnya Indonesia dikit-dikit demo. Terlepas apapun alasannya, demo buruh atau demo ini itu, mudah-mudahan berjalan dengan baik. Tapi kalau dari sisi dunia usaha pengennya ya yang aman-aman saja. Bisnis berjalan seperti biasa. Apalagi saat ini kan banyak acara-acara besar di Jakarta. Sebetulnya yang harus dijaga dalam iklim investasi adalah rasa aman. Itu yang kalau apapun alasannya, kalau sering-sering demo ya membuat investor enggak merasa nyaman dan aman.
 
Apakah akan ada pengaruh terhadap penurunan omzet dari para pengusaha?
 
Kalau di sisi kami, Apindo itu kan ada yang bergerak di bidang jasa, perbankan dan lain-lain. Namun kalau secara uang berapa, yang pasti saya bisa katakan itu misalnya yang sangat terasa yakni otomotif. Sektor ini kan dalam kurun waktu delapan jam mata rantai pasokannya barang harus sudah jalan. Kalau itu terganggu ya terganggu juga yang lainnya. Misalnya yang lain apa? Sehari-hari kirim makanan barang mentah atau katering itu juga pasti akan terganggu. Kalau sehari-hari tidak apa-apa, tapi kalau misalnya katering harus fresh, kan itu berpengaruh. Perusahaan memang selalu menghitung risiko, tapi demo tidak diperhitungkan dalam budgeting, mulai dari tidak adanya bahan baku hingga faktor cuaca. Tapi kalau demo ini enggak dimasukkan budget-nya oleh perusahaan. Misalnya sehari bisa raup omzet Rp10 juta saja, ya dalam sehari bisa hilang Rp10 juta itu. Karena demo tadi enggak dimasukkan atau unbudgeting dari yang diperkirakan perusahaan.
 
Lalu apa saja langkah-langkah antisipatif pengusaha terkait aksi damai 4 November tersebut?
 
Pada dasarnya perusahaan besar sudah punya contingency plan-nya kalau terjadi sesuatu, apa yang harus dilakukan. Demo ini kan kalau dikategorikan aman, akan ada kemacetan. Untuk itu, antisipasi datang lebih pagi bagi perusahaan atau pusat kegiatan ekonominya berada di area aksi demo, dikasih tahu. Apa yang bisa dikerjakan di rumah ya dikerjakan di rumah saja, atau kirim lewat jasa lain. Kalau pabrik, atau bank kan enggak bisa dikerjakan dari rumah. Antisipasinya adalah datang lebih pagi beri tahu nasabah kalau besok ada demo. Beri tahu juga kalau besok mudah-mudahan kalaupun ada demo ya tidak terjadi apa-apa. Apalagi suatu bank saja transaksinya bisa mencapai berapa miliar, enggak ada transaksi jadi berkurang otomatis. Untuk itu, imbau aparat pengamanan untuk berjaga-jaga supaya aman. Kemudian, perusahaan besar juga sudah punya aturannya sendiri. Misalnya saja kalau ada demo atau kejadian lain diimbau untuk jangan berdiri di dekat kaca. Nah biasanya orang kita kan kalau ada demo dekat-dekat dengan kaca, melihat apa yang terjadi.
 
Ada rencana untuk meliburkan para karyawan pada 4 November nanti?
 
Belum ada. Enggak ada. Karena itu tadi, sesuatu yang tidak diperkirakan, enggak tahu dampaknya sebesar apa. Cuaca misalnya banjir itu bisa diperkirakan. Tapi kalau demo enggak. Aman itu harus menjadi kuncinya. Kalau misalnya kita liburkan, nanti disebut merasa enggak aman. Padahal bisnis kan harus bisa memberikan clear message yakni keadaan aman.
 
Apa harapan pengusaha dari adanya aksi damai ini?
 
Demo yang dilakukan itu mungkin lebih tertib apakah itu hari Jumat, Sabtu, atau Minggu. Hari-hari libur atau berkumpul di luar kota bukan di pusat kota. Kalau tujuannya attract attention, apakah harus dilakukan di dalam kota dan mengganggu orang banyak? Misalnya demo bisa dilakukan di Sentul atau Cibubur, terus semua wartawan diundang. Kalau tujuannya demi menarik atensi publik di pusat kota, ya jadinya mengganggu kepentingan umum. (okezone.com)
 
 
 
 
 
 
 

Terkini

Terpopuler