SKK Migas: Tak Lagi Jadi Negara Kaya, Indonesia Impor Minyak & Gas

Sabtu, 29 Oktober 2016 | 11:03:04 WIB
Ilustrasi Migas.
EKONOMI (RA) - Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taslim Z Yunus menyebut Indonesia tidak lagi menjadi negara kaya dengan minyak dan gas. Sebab, sejak 2004 Indonesia sudah jadi net importir atau negara pengimpor minyak. Dengan kondisi sekarang, Indonesia diprediksi juga akan menjadi net importir gas pada 2025.
 
"Jadi yang menjadi keliru mitos kita kaya minyak, hilangkan mitos kita kaya migas, dibandingkan riset dunia jauh lebih kecil dan gas cuma beberapa persen saja," ujar Taslim di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (29/10).
 
Berdasarkan data SKK Migas, produksi minyak Indonesia per Mei 2016 sebesar 832.000 barrel per hari (BPOD), setara sekitar 1 persen produksi minyak dunia. Adapun produksi harian gas sebesar 8.215 MMSCFD.
 
"Harus ada perubahan besar kelola industri ini paling mendasar dan sadari serta mempunyai insting terhadap migas ini," ucapnya.
 
Dia bercerita, dulu cadangan minyak Indonesia yang sudah terbukti mencapai 27 miliar barrel. Per Desember 2015, cadangan minyak tersisa sebanyak 3,6 miliar barrel, setara 0,2 persen cadangan minyak dunia.
 
"Tahun 2025 pemerintah dan DEN menetapkan kebutuhan energi sekitar 7,49 juta barel di mana 47 persen dari sektor migas artinya 2025 kita butuh produksi 375 juta ton ekuivalen, sekarang 2,01 juta ton kita harus siap-siap kekurang suplai 1,5 juta ekuivalen itu kalau tidak ada perubahan sana sini," jelas dia.
 
Dia menambahkan, tantangan sektor migas tak hanya berupa angka produksi dan cadangan yang menipis, tetapi juga dari harga migas dunia dan fluktuasi nilai tukar mata uang. (merdeka.com)

Terkini

Terpopuler