EKONOMI (RA) - Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) menilai, banyak faktor yang menjadi penyebab lamanya proses bongkar muat barang atau dwelling time di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara.
"Jadi terjadi keterlambatan banyak beberapa faktor," kata Penguru APBMI M Ikhsan dalam Prime Time News Metro TV, Jalan Pilar Mas, Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Ikhsan menuturkan, penyebab pertama lamanya dwelling time adalah infrastruktur pelabuhan yang tidak memadai. Beberapa dermaga di Pelabuhan Belawan tidak bisa dijadikan sebagai tempat sandaran kapal.
"Seperti contoh kalau kapal itu datang harus dapatkan tempat bersandar. Ini menjadi hambatan karena di pelabuhan belawan ini tidak semua dermaga bisa disandarkan," ujar dia.
Selain itu, peralatan yang disediakan PT Pelabuhan Indonesia sering mengalami kerusakan. Dalam satu dermaga, seharusnya disediakan crane yang dapat beroperasi normal, tapi crane tersebut tak berfungsi.
"Di pelabuhan belawan ini ada dermaga yang disiapkan oleh crane Pelindo. Tapi pernah terjadi trouble. Jadi perlu perbaikan," tambahnya.
Kemudian penyebab berikutnya ialah jam kerja di pergudangan. Sering kali barang tidak bisa masuk gudang karena jam kerja sudah tutup. "Kemudian di gudang juga kadang terjadi masalah dia tidak bisa menerima barang dengan jumlah tertentu, kemudian dia mempunyai waktu kerja," pungkas dia.
Sekadar informasi, Pelabuhan Belawan menjadi salah satu pelabuhan yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo karena memiliki waktu bongkar muat barang yang terlalu lama. Bongkar muat di Pelabuhan Belawan bisa mencapai tujuh hari.
Menurut Jokowi, lamanya dwelling time menjadi penyebab utama Indonesia kalah bersaing dengan negara lain lantaran biaya logistik yang membengkak.(metrotvnews.com)