Reses Sigit Yuwono, Warga Minta Posyandu Lansia

Ahad, 28 Agustus 2016 | 00:34:00 WIB
Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Sigit Yuwono ST, Tampak Serius Mencatat Aspirasi Warga

PEKANBARU (RA) -  Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Sigit Yuwono ST melaksanakan reses di Jalan Marsan Sejahtera, RW 06 yang terdiri dari tiga RT (Rt 1, 2, dan 3) kelurahan Sidomulyo Barat kecamatan Tampan, Sabtu (27/8/2016) sore kemarin.

Ada yang menarik disampaikan masyarakat dalam reses yang diselenggarakan di gedung serba guna tersebut, dimana masyarakat meminta agar pemerintah membangun Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) khusus masyarakat Lanjut Usia (Lansia), sebab di lingkungan tersebut banyak warga yang sudah Lansia dan membutuhkan pelayanan kesehatan dalam waktu berkala.

Aspirasi ini disampaikan Ketua RW 06 Agus Prasetyo. Dikatakan Agus, bahwa luas wilayah RW 06 ini sekitar 43 hektare, jumlah penduduk sebanyak 1.366 jiwa dengan rincian di RT 01 sebanyak 639 jiwa, RT 02 sebanyak 448 jiwa dan RT 03 sebanyak 279 jiwa. Dan jumlah warga Lansia cukup banyak.

"Di lingkungan kita anak bayi dan balita memang kurang namun lansia cukup banyak, maka kami berfikir bagaimana agar bisa dibangun posyandu atau pustu lansia, kalau lahan kita sudah sediakan," ucap Ketua RW 06 Agus Prasetyo.

Kemudian, dikatakan pula, bahwa 60 persen jalan lingkungan RW 06 masih jalan tanah, untuk itu kepada wakil rakyat diharapkan agar bisa memperjuangkan agar jalan di lingkungan Marsan Sejahtera yang merupakan kawasan padat penduduk dan berada di tengah kota, agar jalan tanah tidak dijumpai lagi.

Juga mengenai insentif Ketua RT, di zaman sekarang Ketua RT sudah sangat banyak urusannya untuk persoalan masyarakat sehingga butuh kertas dan tinta dalam jumlah besar pula. Ketua RW mengusulkan agar selain insentif, Ketua RT juga diberikan bantuan untuk pembelian kertas dan tinta serta alat penunjang lainnya.

"Kami yakin dan mendoakan pak Sigit berhasil memperjuangkan aspirasi dari masyarakat ini," ucap Ketua RW.

Kemudian Ketua RT 03 Dr H Raunir Rauf dalam kesempatan itu menyampaikan kepada Sigit Yuwono, mengenai kebijakan Pemko Pekanbaru untuk bisa secara nyata, menangani permasalahan banjir yang kini setiap tahun masih menjadi musibah melanda warga Kota Pekanbaru. Karena tampak, Pemko tidak memiliki master plan penanganan banjir dan membuat air kebingungan mau mengalir kemana.

Ketua RT yang juga aktif sebagai tim ahli pemerintah ini, juga menanyakan persoalan sampah. Memang pihaknya di lingkungan RT 03 memiliki tempat pembuangan sementara sampah, namun yang menjadi permasalahan adalah untuk transportasinya, dimana pemko Pekanbaru saat ini kekurangan armada, sementara diminta dari kelurahan juga tidak memungkinkan.

"Ini jadi kendala kita. Ada info iuran sampah gratis, ini perlu dijelaskan gratisnya seperti apa. Ada iuran sampah dan uang sampah dalam perda. Apa benar gratis? Banjir dan sampah ini penting dipikirkan, karena wakonya dinilai rendah oleh masyarakat karena persoalan ini," terang Ketua RT 03 Raunir.

Selanjutnya kelanjutan pembangunan gedung serba guna yang saat ini belum memiliki plafon, gedung serba guna ini jadi tempat pertemuan, baik kelurahan, rw dan rt demikian pula ibu-ibu melaksanakan kegiatan di gedung tersebut. Pihak RT 03 merencanakan ingin membangun beberapa ruangan.

"Apa bisa dibangun pemerintah? Karena selama ini kita bangun dengan swadaya. Kemudian koperasi kami aktif, setiap tahun ada rapat. Dinas Koperasi apa bisa membantu? Kemidian kami juga mau bangun pojok membaca di lokasi ini, progran gemar membaca apa bisa nantinya. Kita punya lahan di belakang gedung ini," ujarnya.

Warga Iwan dalam kesempatan itu menyampaikan aspirasi mengenai keamanan mulai terusik akhir-akhir ini di lingkungan akibat adanya insiden dan kasus kenakalan. Selain keamanan juga mengenai kebersihan, warga RT 01 ini mengaku, jika di RT 03 memiliki TPS sampah, di RT 01 belum memiliki TPS, sehingga sampah menghiasi halaman rumah warga.

"Sampah di Rt 01 jadi masalah serius, kemarin 17 Agustus ialah bendera terpampang di depan rumah kami pak, tapi kalau hari biasa sampah yang menghiasi tiang depan rumah," terangnya.

Selanjutnya warga atas nama Dermawan, juga mengusulkan fasilitas kesehatan jangka panjang perlu dibangun di lokasi itu. Kemudian fasilitas olahraga, karena setiap sore para remaja aktif melaksanakan kegiatan olahraga, namun penunjangnya tidak ada. "Remaja kita olahraga aktif tapi sarana dan prasarana tidak diperhatikan. Maka perlu dikembangkan. Buat lapangan bola atau basket," pintanya.

Dalam kesempatan itu, Bu RW 03 Ria yang juga sebagai penggerak PKK tingkat RW mengusulkan, agar pemerintah menyediakan tim penyuluhan yang akan turun ke lingkungan RW melaksanakan kegiatan pelatihan bagi ibu PKK. Sehingga para ibu PKK memiliki keterampilan.

Menjawab semua aspirasi yang disampaikan konstituennya, Sigit Yuwono terlebih dahulu menjelaskan kondisi terkini Pemko Pekanbaru, yang tengah krisis karena adanya pemotongan DBH dari pemerintah pusat.

"Sekarang tidak ada kegatan pembangunan jalan. Bukan menyalahkan wako dan membela beliau tapi begitu kenyataan. Kita membangun pusat perkantoran, bangun RSUD, SMP Madani, ini faktanya. Hanya Pekanbaru perkantoran mencar-mencar, sementara di daerah kabupaten lain sudah satu, maka kebijakan walikota ini sangat bagus untuk membangun pusat perkantoran, namun kondisi keuangan sedang sulit," jelasnya.

Selain mengenai pemotongan DBH, jelas Sigit, Kota Pekanbaru untuk Rencana Tata Ruang Wilayah juga sudah habis masa berlakunya dan saat ini untuk perizinan mendirikan bangunan sudah tidak ada lagi. Dampaknya, pengusaha sudah tidak bisa berinvestasi ke kota Pekanbaru, perizinan tidak bisa diurus dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga menurun.

Disinggung juga mengenai Pilkada Pekanbaru yang akan berlangsung pada Februari 2017 nanti, Sigit mengimbau masyarakat tetap solid, jangan ada perpecahan dan tetap bersatu, meskipun pilihan berbeda.

Setelah menjelaskan kondisi keuangan dan menyampaikan imbauan, kemudian Sigit menjawab satu persatu aspirasi warga yang sudah dicatatnya secara rangkum di buku catatan yang ia bawa. Sigit sangat mengapresiasi keinginan masyarakat membangun pustu ataupun Posyandu Lansia.

"Posyandu Lansia, ini cukup bagus dan cukup cerdas, seandainya posyandu ada lahannya bisa kita bantu. Bansos tidak bisa tapi kalau pustu atau posyandu ini bisa dibantu pemerintah. Kecil-kecil bisa tapi kalau pengaspalan itu saya tidak bisa janji," urainya.

"Saya bukan orang hebat, saya bukan orang politik, saya hanya tukang listrik tapi garis tangan diberi kepercayaan. Maka mari sama-sama kita berjuang, buatkan proposal nanti kita akan anggarkan," sambung Sigit lagi.

Terkait masalah banjir, Sigit mengakui bahwa setiap reses masalah banjir ini pasti ada, dan Sigit setuju dengan pernyataan Ketua RT 03 bahwa air di Kota Pekanbaru bingung mau mengalir kemana.

"Pertokoan halamannya dicor tidak di paving blok, sumur resapan dan lainnya sekarang tak ada lagi. Ini faktanya, pekerjaan mengatasi banjir ini bukan mudah, kita runut dari mana air dan muaranya ke mana. Master plan kita tak punya. Masalah banjir PR kita sama-sama," kata Sigit.

Selanjutnya masalah sampah, dikatakan Sigit bahwa sebelumnya peraturan daerah (perda)-nya sudah ada, yakni dikelola pihak ketiga. Namun gagal, kemudian walikota ingin membuat Perwako.

"Nanti melalui perwako akan ada pungutan uang sampah, nilainya belum putus, belum final, ada tingkatannya nanti. Perwako pungutan sampah rumah tangga namanya. Namun tentu aturan ini jangan main terapkan, harus disurvei dulu," terang Sigit lagi.

Terkait aspirasi kelanjutan pembangunan gedung serba guna, kata Sigit harusnya bisa dibantu pemerintah, koperasi juga bisa dibantu pemerintah, bangunan fisik bisa karena lahannya sudah disiapkan warga.

"Pembangunan gedung serba guna, pustu atau posyandu nanti kita masukkan, teknis nanti diatur lagi, yang penting kita masukkan dulu anggarannya. Saya minta proposal pembuatan posyandu dan sebagainya. Pembangunan bisa dibantu kalau tidak cukup sekali bisa minta lagi. Masalah meja penyimpanan piring di gedung serba guna, saya bantu dengan uang saja nanti," jawab Sigit disamput apresiasi warga yang hadir saat itu.

Selanjutnya sarana olahraga dan keamanan, disampaikan Sigit kedua hal ini saling berkaitan. Tindak kejahatan terjadi karena para remaja dan warga lingkungan tidak ada kegiatan, maka ketika ada lapangan olahraga yang lengkap, maka masyarakat akan ada kegiatan positif dan tingkat kejahatan pun berkurang.

"Terakhir karena sudah masuk waktu Maghrib, terkait aspirasi Bu RW, masalah pembinaan ada dianggarkan dulunya di kebijakan Walikota Pekanbaru PMBRW, tapi kendala masalah hukum akhirnya tidak jadi bisa. Padahal salah satunya sebagai pembinaan. Maka bersabarlah, semoga nanti akan ada solusi lagi," pungkasnya.

Tidak terasa karena hanyut dalam diskusi antara puluhan warga dengan Sigit Yuwono, azan Maghrib pun berkumandang di masjid. Acara diakhiri dengan pemberian bantuan tunai untuk pembelian meja bopet tempat piring dan bantuan untuk RW 06 serta foto bersama, dan menuju ke masjid untuk shalat Maghrib berjamaah. (MAD)

Terkini

Terpopuler