Studi: Pekerja minim keterampilan selamatkan ekonomi AS

Kamis, 04 Agustus 2016 | 09:43:39 WIB
Ilustrasi Pekerja Pabrik.

EKONOMI (RA) - Pekerja rendahan minim keterampilan seringkali menjadi kaum terpinggirkan di era globalisasi. Masa dimana banyak negara sudah tak segan lagi membuka pintu untuk pekerja asing.

Namun, siapa sangka jika pekerja kelas bawah ternyata memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Bahkan, negara sebesar Amerika Serikat.

Ini seperti diungkap Ekonom Harvard Dale Jorgenson dalam studi terbarunya. Seperti diberitakan Wall Street Journal, kemarin, Dale membongkar kekuatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi Paman Sam sejak 1947, kala transistor ditemukan, dan memproyeksinya hingga 2024.

Hasil studinya memerkirakan bakal ada ledakan pekerja kelas bawah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi sekitar 2,49 persen per tahun sepanjang 2015-2024. Sedikit di atas rata-rata pertumbuhan sebesar 2,34 persen pertahun sepanjang 1990-2014.

"Jasa para pekerja itu akan terpakai untuk mengisi sektor-sektor ekonomi yang sedang berkembang," kata Jorgenson.

Studi juga menyimpulkan bahwa rata-rata kualitas angkatan kerja hanya akan bergerak datar. Sementara, jumlah jam kerja bakal melambung seiring tingkat partisipasi pekerja akan menyerupai masa sebelum great recession.

Kebanyakan pekerja pria dan wanita berusia 25 hinga 35 tahun hanya memiliki kualifikasi lulusan SMA. Namun, itu masih 10 poin persentase di bawah jumlah pekerja pria dan wanita lulusan SMA, masing-masing sekitar 80 persen dan 60 persen dari total angkatan kerja di awal 2000-an.

Jorgenson mencatat penambahan modal dan tenaga kerja menyumbang 80 persen pertumbuhan ekonomi AS sejak 1947.(merdeka.com)

Terkini

Terpopuler