RIAUAKTUAL.COM - Ribuan warga Banda Aceh memadati lapangan Blang Padang, Banda Aceh pada pembukaan International Banda Aceh Coffee Festival 2016 dan Festival Kuliner Aceh, Selasa malam (10/5). Festival ini dibuka langsung oleh Staf Ahli Bidang Kemaritiman, Kementerian pariwisata.
Hadir dalam pembukan ini anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), Wali Kota Angkara, Turky, perwakilan dari Jepang dan sejumlah tamu undangan lainnya. Pembukan festival ini ditandai dengan menyeduhkan kopi saring robusta di atas panggung utama yang dipimpin oleh Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal.
Staf Ahli Bidang Kemaritiman, Kementerian pariwisata, Syamsul Lussa usai pembukaan mengatakan, Banda Aceh merupakan warisan dunia dan telah diketahui oleh internasional. Dengan adanya festival seperti ini, semakin memperkenal kuliner khas Aceh.
Festival ini menunjukkan komitmen bahwa Aceh memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan kedatangan wisatawan ke Aceh, kata Syamsul Lussa pada pembukaan festival ini.
Syamsul Lussa juga menyarankan kepada pemerintah daerah, kedepan agar mengupayakan festival kopi internasional ini bisa digabungkan dengan festival film kopi sedunia. Negara-negara yang telah membuat film sejarah kopi, bisa diperlombakan di Aceh.
Menurutnya, Pemerintah Pusat tetap berkomitmen untuk memperkenalkan distinasi wisata suau daerah. Baik dengan cara memasang iklan melalui media cetak, telivisi maupun media online. Hingga membuat even-even besar dan juga roadshow ke luar negeri.
Biaya iklan itu nanti akan ditanggung oleh kementerian. Tetapi pemerintah daerah harus memiliki konsep dan komitmen untuk terus meningkatkan kedatangan wisatawan ke Indonesia, tukasnya.
Pada tahun 2016 ini, sebutnya, Kementerian Pariwisata memasang target kedatangn wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang. sedangkan wisatawan nusantara bisa mencapai 275 juta.
Untuk bisa tercapai angka ini, semua pihak harus bekerjasama, terutama komitmen pemerintah daerah sendiri, imbuhnya.
Kata Syamsul Lussa, dari hasil survey, 40 persen wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah menghabiskan biayanya untuk kuliner, termasuk kopi. Oleh sebab itu, sudah sangat tepat Pemerintah Kota Banda Aceh dan Pemerintah Aceh membuat festival ini.
Pada tahun lalu ada Rp 115 triliun itu dibelanjakan oleh wisatawan adalah kuliner, jadi ini menjadi penting adanya festival seperti ini, tukasnya. (merdeka.com)