Berikut 10 Tanda Seseorang Belum Siap Menikah

Berikut 10 Tanda Seseorang Belum Siap Menikah
Photo : U-Report Ilustrasi menikah

Riauaktual.com - Menikah itu bukanlah hal yang sepele. Butuh banyak pertimbangan dan persiapan sebelum seseorang memutuskan untuk menikah. Tidak hanya diri sendiri yang perlu diintrospeksi tapi pasangan juga.

Jangan sampai kalian terlalu memaksakan diri untuk menikah hanya karena desakan orang lain dan juga orangtua. Supaya tidak terjadi penyesalan, dari sekarang sudah harus dipikirkan apakah kalian dan pasangan sudah benar-benar siap untuk menikah atau tidak.

Jika kalian masih menemukan tanda-tanda seperti di bawah ini, itu tandanya kalian masih belum siap menikah dan harus ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. 

10. Tidak Bisa Mengambil Keputusan Sendiri

Sebagai permulaan, TahuPedia akan memulai tanda seseorang belum siap menikah dengan tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Kalian harus coba introspeksi diri sendiri, apakah selama kalian menjalani hubungan asmara, apakah kalian bisa mengambil keputusan sendiri atau justru bergantung pada orang lain?

Yang namanya menikah haruslah kalian yang mengambil keputusan. Sudah memutuskan untuk mau menikah pastinya kalian sudah dewasa. Pikirkan dengan baik keputusan yang akan kalian ambil beserta resiko terburuk yang mungkin terjadi. Jangan malah meminta orang lain untuk mengambil keputusan. Ini hidup kalian, kalian yang akan menjalani, bukan orang lain.

9. Kasar

Sebelum maju ke tahapan yang lebih serius yakni menikah, semua orang pasti akan melalui yang namanya pacaran. Di masa pacaran inilah kita mencari tahu sisi positif dan negatif dari pasangan kita. Apabila dirasa cocok, maka akan lanjut ke level yang lebih serius. Jika tidak cocok, maka putus dan mencari yang lebih cocok.

Salah satu tanda ketidakcocokan yang menjadi sinyal kuat bahwa belum saatnya untuk menikah adalah kasar. Kasar bisa dilakukan tidak hanya pria tapi juga wanita. Jika sudah pernah terjadi tindak kekerasan pada tahap pacaran, tidak menutup kemungkinan akan bisa muncul lagi jika sudah menikah. Hidup pernikahan itu berat, tidak perlu ditambah beban dengan harus mengurusi pasangan yang kasar.

8. Otoriter

Sifat otoriter biasanya dimiliki oleh pria. Mengingat pria yang nantinya menjadi kepala keluarga, jadi dirasa adalah hal yang wajar ketika pria menjadi otoriter dan berhak mengatur kehidupan dari pasangan. Tapi di zaman sekarang, sifat otoriter tidak hanya dimiliki oleh pria, tapi wanita juga punya. Biasa terjadi jika di salah satu pihak memiliki sifat lebih superior dari pasangannya.

Apabila kalian atau pasangan kalian memiliki sifat otoriter, maka coba pertimbangkan ulang keputusan untuk menikah. Sebenarnya konsep dimana pria yang harus memimpin adalah konsep yang tidak masuk akal. Berkeluarga itu dilakukan berdua, tidak ada yang ini lebih berhak atau yang lain lebih berhak. Hal ini justru akan menciptakan konflik.

7. Tidak Memiliki Visi dan Misi Yang Sama

Menjadi pertanyaan yang sulit untuk dijawab begitu melihat ada pasangan yang menikah tapi tidak memiliki kesamaan visi dan misi. Sangat tidak masuk akal bukan? Kalau dari awal saja sudah tidak sejalan, bagaimana mungkin bisa menikah? Tapi nyatanya ada banyak kasus perceraian dimana alasannya adalah tidak memiliki visi dan misi yang sama.

Jika dari awal sudah tidak memiliki kesamaan visi dan misi, ya jangan dilanjut. Tandanya kalian masih belum siap untuk menjalani hubungan yang lebih serius. Coba samakan visi dan misi sebelum menikah. Kalau sudah sama baru sepakat menikah, kalau tidak ada titik temu tidak perlu dipaksakan. Memang kalian saja yang tidak cocok.

6. Terlalu Sibuk Bekerja

Semakin kesini biaya hidup yang dibutuhkan semakin besar. Jika dulu ada anggapan bahwa pria yang harus bekerja, wanita diam di rumah saja, sekarang anggapan itu tidak berlaku. Kalau prianya meninggal, lalu istrinya mau melakukan apa? Makanya kedua pihak baik pria dan wanita harus sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Bekerja memang boleh-boleh saja, tapi jika sampai kalian terlalu fokus bekerja hingga lupa dengan hal yang lain, bagaimana kalian bisa siap untuk menikah? Menikah butuh banyak persiapan, kalau masing-masing pihak terlalu sibuk dengan pekerjaan, persiapan menikah pastinya sulit untuk dipenuhi. Jika memang masih sulit untuk meninggalkan pekerjaan, lebih baik tunda keinginan untuk menikah.

5. Masih Menyimpan Rahasia

Yang namanya pernikahan harus dilandasi rasa saling percaya dan jujur. Tidak ada yang namanya berbohong untuk kebaikan. Kalau memang untuk kebaikan pasangan, maka seharusnya berkata jujur. Jangan malah masing-masing menyembunyikan fakta sehingga membuat pasangan merasa dibohongi atau ditipu.

Jika kalian atau pasangan kalian masih ada rahasia yang ditutupi, sebaiknya dibicarakan secara baik-baik. Semua hal sebaiknya diucapkan terhadap pasangan agar membuat semua hal jelas dan tidak menyebabkan kesalahpahaman. Lebih baik diucapkan dari mulut sendiri daripada disampai kan dari mulut orang.

4. Finansial Tak Stabil

Ada sejumlah orang yang percaya bahwa menikah dulu nanti rezeki akan datang dengan sendirinya. Hal ini yang mendorong orang yang sebenarnya finansial tidak siap, melangsungkan pernikahan. Dana yang dipakai bisa dari orang tua atau mungkin meminjam dari pihak lain. Kalau memang finansial tidak siap, kenapa harus memaksakan diri untuk menikah?

Cek kembali kondisi finansial masing-masing. Apakah memang sudah cukup untuk membiayai pesta pernikahan atau tidak. Kalau belum cukup ya jangan menikah. Jangan sampai menggunakan uang dari orang lain bahkan orang tua karena nantinya pasti akan ada hal lain yang harus dilakukan sebagai balas budi. Pastikan finansial stabil dan punya dana cadangan untuk kejadian yang tidak diinginkan.

3. Masih Di Bawah Pengaruh Orang Tua

Jika masih bergantung dengan orang tua, lebih baik urungkan niat untuk menikah. Punya pikiran untuk menikah saja itu berarti kalian sudah cukup dewasa untuk menentukan hidup kalian. Mau sampai kalian bergantung dengan orang tua. Masa sampai urusan menikah saja harus diputuskan oleh orang tua.

Yang menjalani kehidupan pernikahan nantinya adalah kalian dan pasangan. Kalau salah satu pihak masih di bawah pengaruh orang tua, berarti kalian tidak cukup dewasa dan berani dalam mengambil keputusan. Kalau sampai orang tua kalian meninggal lebih dulu, lalu kepada siapa kalian akan menggantungkan diri? Yang bisa menolong diri kalian ya cuma kalian sendiri. Peran orang tua sudah selesai begitu kalian sudah dewasa dan bisa mencari uang sendiri.

2. Tidak Punya Rumah

Sebaiknya sebelum menikah sudah disiapkan tempat tinggal. Bukan keputusan yang baik memaksakan menikah lalu tinggal di rumah orang tua. Tinggal di rumah orang tua dari pihak manapun pastinya tidak akan nyaman. Akan ada pengaruh-pengaruh yang diberikan oleh orang tua pada anaknya.

Karena tidak akan bisa dalam satu rumah ada 2 pemimpin, maka lebih baik punya rumah sendiri. Kalau pasangan tidak memiliki rumah sendiri, itu tanda jelas bahwa lebih baik untuk menunggu sedikit lebih lama sampai bisa ada tempat tinggal. Setidaknya kalau tidak mau tinggal di rumah orang tua, bisa memilih untuk kredit rumah, mengontrak, atau apartemen.

1. Belum Bisa Melupakan Mantan

Satu hal yang sangat jelas menandakan bahwa seseorang belum siap untuk menikah adalah masih teringat mantan. Semakin sulit lagi apabila mantan tersebut adalah mantan yang paling berkesan. Sebenarnya kalau masih mengingat-ingat memori bersama mantan, kenapa juga harus memulai hubungan dengan orang yang baru?

Hilangkan dulu memori bersama mantan sebelum mencari pasangan yang baru. Kalau masih teringat dengan mantan sampai di hari menjelang menikah, berarti masa pacaran ini menjadi pertanyaan. Seberapa serius pacaran dilakukan kalau sampai kenangan dengan mantan masih tersimpan dengan baik di kepala dan hati.

SUMBER ASLI

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index