Spekuliasi Nasib Jack Ma Terus Bergulir, Bayang-Bayang Penangkapan Mengintai

Spekuliasi Nasib Jack Ma Terus Bergulir, Bayang-Bayang Penangkapan Mengintai
Jack Ma. (Foto: Reuters)

Riauaktual.com - Jack Ma miliarder sekaligus pendiri dan mantan ketua raksasa teknologi Alibaba hilang dari sorotan publik.

Spekulasi tentang nasibnya pun kini berkembang. Itu karena ketika tokoh-tokoh terkenal Tiongkok menghilang, penangkapan dan penuntutan sering mengikutinya.

Tidak terlihat di depan umum sejak Oktober 2020 lalu, para analis mengatakan Ma mungkin bersembunyi karena otoritas Tiongkok menyelidiki kerajaan bisnisnya yang luas.

Penyelidikan itu disinyalir setelah dia menyampaikan pidato yang dinilai menghasut beberapa hari sebelum peluncuran penawaran umum perdana saham (IPO) dari afiliasi keuangan Alibaba, Ant Group, yang sangat dinanti-nantikan

Pidato tersebut, yang disampaikan di Shanghai Financial Summit pada 24 Oktober, mengecam regulator keuangan Tiongkok sebagai tidak masuk akal dan mendesak mereka untuk lebih inovatif.

Itu adalah penampilan terakhir Ma di depan publik.

Pada 2 November, regulator keuangan Partai Komunis China (PKC) mewawancarai eksekutif Ant Group dan Ma. Ma tidak lagi memegang posisi eksekutif atau dewan di salah satu perusahaan yang didirikannya bersama tetapi merupakan pemegang saham individu terbesar di Alibaba dengan menggenggam 5 persen kepemilikan, atau bernilai sekitar $25 miliar.

Pada 3 November, otoritas menghentikan IPO Ant Group. Dijadwalkan secara bersamaan di Shanghai dan Hong Kong pada 5 November, IPO itu diharapkan menghasilkan $37 miliar, yang akan menjadikannya IPO terbesar di Dunia. Saat itu, koran Wall Street Journal melaporkan bahwa Xi Jinping, presiden Republik Rakyat China dan ketua PKC, secara pribadi telah memerintahkan pemblokiran IPO Ant Group setelah mendengar pidato Ma.

Pada 24 Desember, Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar (NIM) China membuka penyelidikan terhadap Alibaba atas kemungkinan adanya praktik monopoli, dan saham Alibaba merugi lebih dari $ 110 miliar dalam nilai pasar hari itu.

Sepekan kemudian, badan tersebut mendenda Tmall milik Alibaba, yakni situs web untuk menjual produk langsung ke konsumen secara online, karena pelanggaran antimonopoli.

Sementara sebagian orang percaya bahwa Ma telah meninggalkan China, Ge Bidong, seorang ekonom yang berbasis di Los Angeles dan komentator masalah-masalah terkini, mengatakan kepada VOA bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.

 

 

Sumber: VOA Indonesia

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index