Duh! Disalip Ganjar, Prabowo Nyungsep

Duh! Disalip Ganjar, Prabowo Nyungsep
Survei Indometer menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bersaing ketat. Foto/SINDOnews

Riauaktual.com - Peluang Letjen (Purn) Prabowo Subianto menjadi Presiden di 2024 mulai mengkhawatirkan. Makin ke sini, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu, makin nyungsep.

Dalam survei terbaru yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), elektabilitas Prabowo sudah disalip Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Survei SMRC digelar 23-26 Desember. Survei dilakukan melalui wawancara per telepon kepada 1.202 responden yang dipilih secara acak (random) dengan margin of error +/-2.9 persen. Survei ini dirilis kemarin. Dipaparkan langsung oleh Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas dalam bentuk webinar.

Menurut Sirojudin, elektabilitas yang dimiliki Prabowo sebagai capres, kini berada di bawah Ganjar. Bila Pilpres digelar saat survei dilakukan, Ganjar akan keluar sebagai pemenang.

Ganjar menempati posisi pertama dengan elektabilitas 15,7 persen. Kemudian Prabowo di posisi kedua dengan 14,9 persen, diikuti Anies Baswedan 11 persen, Sandiaga Uno 7,9 persen, Ridwan Kamil 7,1 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,1 persen, dan Tri Rismaharini 3,1 persen.

Hal yang mengejutkan, lanjut Sirojudin, hanya sekitar 50 persen pemilih Gerindra di Pemilu 2019 yang akan memilih Prabowo seandainya Pilpres dilakukan sekarang. Begitu juga, hanya 39 persen pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 yang menyatakan akan memilih Prabowo seandainya Pilpres dilakukan sekarang.

Dengan temuan tersebut, Sirojudin berpendapat, kemungkinannya, Prabowo sulit sukses maju pada Pilpres 2024. “Bukan saja karena sudah dua kali kalah, tapi juga karena saat ini sentimen publik terhadapnya tidak lebih baik, bahkan di bawah Ganjar,” ujarnya.

Dia menyinggung survei yang pernah digelar pada Desember 2015 atau 4 tahun menuju Pilpres 2019. Saat itu, survei menunjukkan suara dukungan terhadap Prabowo mencapai 23,9 persen.

“Jadi angkanya sekarang jauh lebih rendah dibandingkan 2015,” tutur dia, melanjutkan sebagaimana dikutip dari RMco.id.

Pernyataan yang sama juga disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari. Menurutnya, jika dibandingkan dengan dinamika yang terjadi pada 2010 dan 2015, peluang Prabowo untuk menang di Pilpres 2024, jauh lebih berat. Meski sebenarnya temuan 2010 tidak linear dengan 2014.

Pada survei 2010, tidak ada nama Joko Widodo, hanya Prabowo dan Megawati Soekarnoputri. “Tapi ternyata yang muncul, dan yang jadi Presiden, justru Pak Jokowi. Bukan mustahil juga Pak Prabowo masih berpeluang,” kata Qadari, kepada Rakyat Merdeka, semalam.

Menurutnya, turunnya elektabilitas yang dimiliki Prabowo tak lepas dari pandemi Corona yang sedang terjadi. Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo tidak mendapatkan panggung untuk sering tampil di publik.

Justru, lanjut dia, panggung Corona ini milik para kepala daerah. Tak heran, bila selama pandemi, elektabilitas dari beberapa kepala daerah terus naik. “Makanya, sekarang Pak Ganjar berhasil salip Pak Prabowo,” katanya.

Apakah masih ada peluang? Menurutnya, peluang bagi Prabowo untuk menjadi the next president masih terbuka. Syaratnya ada dua, yakni pandemi segera berakhir. Kedua, aktivitas yang dilakukan Prabowo.

“Jika gayanya masih seperti di 2010 dan 2014, panggung akan diambil tokoh lain,” tegasnya.

Apa tanggapan Gerindra terkait survei ini? Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak tidak ambil pusing. Kata dia, saat ini, Prabowo hanya fokus menunaikan amanahnya sebagai Menhan. Eks Danjen Kopassus itu ingin memastikan pertahanan Indonesia kuat dalam 4 tahun ke depan.

“Kepentingan Pak Prabowo dan Gerindra saat ini adalah bagaimana kita bersatu, bergotong royong agar bisa keluar dari pandemi yang berdampak terhadap semua sektor. Sikap politik yang paling tepat saat ini adalah berkolaborasi, lupakan sejenak kontestasi politik, dan buang semua kebencian politik. Mari berkolaborasi,” ajak Dahnil, kemarin.

Hal senada disampaikan Wasekjen DPP Gerindra, Kawendra Lukistian. Katanya, ketika ada lembaga survei yang merilis tren positif, patut disyukuri tanpa jumawa. Begitu juga sebaliknya. Namun dia mengingatkan, hasil lembaga survei tidak selalu sama.

Kawendra yakin, Prabowo masih memiliki tempat di hati rakyat. Terlebih, tugas yang diembannya terbilang tidak mudah, baik di Kementerian Pertahanan maupun urusan food estate. Bukan cuma Prabowo, seluruh kader Gerindra juga bekerja untuk rakyat.

“Bisa lihat di berbagai sosmed kami, kader-kader tak berhenti bekerja. Dan bekerjanya, bukan orientasinya sekedar kontestasi politik, tapi agar manfaatnya terasa oleh rakyat, kapan pun itu,” pungkasnya. Di dunia maya, anjloknya elektabilitas Prabowo juga disorot banyak netizen.

“Ya iyalah..siapa yang bakal milih Pak Prabowo.. kampret kapok, cebong nggak mungkin,” cuit akun @ArbeeSonjaya. “Prabowo udah tamat.. “ sambung akun @danidiavolo. “2 kali Prabowo jadi capres... hadeuuhhh,” timpaklakun @Musajirdaengli1. “Semoga kedepannya kita tidak kena Prank,” ledek akun @FaqihAkhmad1.

Namun, akun @AlianisBgd masih ragu dengan survey tersebut. “Bagaimana mungkin elektabilitas Ganjar kalahkan Prabowo, padahal Ganjar hanya dikenal oleh masyarakat Semarang, sedang Prabowo dikenal seluruh rakyat Indonesia?” katanya. “Kalau surveyornya beda, biasanya hasilnya akan beda juga,” timpal akun @ganefri63. 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index