Rawat Pasien Positif Corona, Lalu Terpapar, Mahasiswi Kebidanan Ini Tetap Dapat Wisuda Meski Secara Online

Rawat Pasien Positif Corona, Lalu Terpapar, Mahasiswi Kebidanan Ini Tetap Dapat Wisuda Meski Secara Online
Ruhaida Bersama Para Perawat dan Pasien yang Terpapar Corona Melakukan Senam Pagi

Riauaktual.com - Suasana hening dan cuaca pagi begitu cerah pada 24 Oktober 2020 lalu. Matahari menyinari lapangan di areal Bapelkes Riau, Kota Pekanbaru. 

Sinarnya menghangatkan rumput hijau dan pepohonan di sana. Ruhaida sempat termenung pagi itu sambil mengenakan toga.

Raut penuh haru terpancar di wajahnya karena sudah menuntaskan D IV Kebidanan di STIKES Al Insyirah Pekanbaru. Namun ia terpaksa harus menjalani proses wisuda secara online di fasilitas karantina khusus bagi pasien positif covid-19.

Hasil swab test menunjukkan dirinya positif covid. Tenaga Kesehatan yang bertugas di Puskesmas Tapung II, Kabupaten Kampar harus isolasi di sana setelah terpapar covid-19. 

Ruhaida tidak bisa mengikuti proses sakral wisuda bersama keluarga. Ia menyebut keluarganya cuma bisa menyaksikan prosesi wisuda secara online.

Suami dan kedua anaknya hanya bisa menyaksikan prosesi wisuda dari rumah. Beruntung saat isolasi, Ruhaida tidak sendiri.

Ada dua rekannya yang ikut menjalani isolasi di sana karena terkonfirmasi positif covid-19. Kedua rekannya menemani Ruhaida berfoto di lapangan rumput itu.

Namun ia tidak mampu menyembunyikan kegembiraan di momen spesial. Wanita berkerudung ini bersama rekannya meluapkan kegembiraan dengan foto bersama di lapangan rumput. 

Wanita 38 tahun ini tahu betul resiko tugas sebagai tenaga kesehatan. Ia menjadi satu dari beberapa tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif dan menjalani isolasi di sana.

Walau bertugas di Tapung, Ruhaida berdomisili di Kota Pekanbaru. Ia harus bolak balik selama empat tahun belakangan ini.

Ibu dua anak ini sudah bertugas di Tapung selama 14 tahun. Ruhaida kini bertugas sebagai Bidan Kordinator Puskesmas Tapung II. 

Walau harus bolak balik Tapung-Pekanbaru, dirinya tetap menjalani hari dengan semangat. Saat dirinya harus menjalani isolasi, rekannya sesama tenaga kesehatan harus menjalankan tugas di Bapelkes.

Mereka membantu penanganan pasien positif covid-19 tanpa gejala di Bapelkes Riau. Satu tenaga kesehatan yang bertugas di sana adalah Kamaria.

Tenaga kesehatan asal Kepulauan Meranti ini harus rela berpisah dengan keluarga untuk sementara. Ia mendapat tugas menjadi satu tenaga kesehatan di Fasilitas Karantina Khusus Bapelkes Riau.

Ibu satu anak itu bertugas di sana sejak Oktober 2020 lalu. Mereka merupakan PTT Provinsi Riau yang diperbantukan untuk penanganan pasien covid-19.

Dirinya merasa senang bisa mendapat tugas di sana bersama beberapa rekannya yang juga berasal dari Meranti. 

Wanita berkacamata ini selama berada di Pekanbaru harus berdampingan dengan para pasien positif covid-19. Ia tahu betul resiko bisa terpapar covid.

Ria sempat merasa khawatir, namun kekhawatiran itu hilang karena dirinya sadar akan tugas sebagai tim medis. Mereka menjqdi garda terdepan dalam penanaganan covid-19.

Dirinya pun bangga bisa menjadi bagian medis di sana. Ia senang bisa membantu dan menyemangati pasien.

Maka saat menjalankan tugas Ria berupaya mengikuti protokol kesehatan. Ia pun mengenakan APD lengkap saat harus memeriksa kesehatan pasien di sana.

Wanita yang menjadi tenaga medis sejak tahun 2014 mengaku senang bisa bertugas sebagai bagian tim edis covid-19 di Bapelkes Riau. Ia gembira bisa membantu pasien tanpa gejala yang isolasi di sana.

Walau harus tetap menjaga jarak dengan pasien selama bertugas. Ia mengaku mendapat banyak pengalaman saat bertugas di sana.

Dirinya belajar mengenakan APD dengan baik. Ia juga belajar bagaimana melayani pasien covid-19 dengan sabar. 

Pengalaman bertugas di sana sangat luar biasa bagi Ria. Ia juga merasa memiliki keluarga sendiri.

Namun rasa rindu kepada keluarga di Meranti tidak tertahankan. Ia harus rela menahan rindu ketika jauh dari anak, suami dan keluarga.

Baginya bertugas di sana menjadi pengalaman yang luar biasa. Apalagi saat melihat pasien tersenyum.

Momen itu membuat hatinya gembira. Ia merasa senang berbagi kebahagiaan dengan para pasien.

Ada rencana ia bertugas hingga awal November 2020 ini. Ia mengaku bakal merindukan momen-momen saat bertugas di Bapelkes Riau.

Para pasien tanpa gejala menjalani isolasi selama 14 hari di fasilitas karantina itu. Mereka setiap hari mendapat asupan vitamin dan makanan.

Pasien juga mengikuti olahraga bersama untuk meningkatkan kondisi kesehatan. Satu dokter yang bertugas di Fasilitas Karantina Khusus Bapelkes Riau, Fauziah mengingatkan para pasien agar tetap semangat selama jalani karantina.

Kondisi mereka makin sehat saat menjalani isolasi dengan kegembiraan. Ia mengingatkan agar pasien tidak merasa terbebani selama berada di sana.

Mereka yang sudah menuntaskan isolasi bakal mendapat surat keterangan sudah selesai menjalani isolasi. Ia pun mengingatkan para pasien agar tetap menjaga protokol kesehatan saat beraktivitas.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index