Penyiram Novel Dituntut Satu Tahun Penjara, PA 212: Keadilan Telah Runtuh di Indonesia

Penyiram Novel Dituntut Satu Tahun Penjara, PA 212: Keadilan Telah Runtuh di Indonesia
Novel Bamukmin

Riauaktual.com - Ketua Media Center PA 212, Habib Bamukmi turut menyoroti tuntutan satu tahun penjara terhadap dua pelaku penyiraman penyidik KPK, Novel Baswedan.

Menurut Novel, penegakan hukum kasus Novel Baswedan merupakan bukti hukum di Indonesia tumpul keatas tajam kebawah.

“Kasus Novel Baswedan salah satu contoh kasus terburuk dalam penegakan hukum di Indonesia. Ini menjadi terparah dalam sejarah di Indonesia runtuhnya keadilan,” kata Habib Novel sebagaimana dikutip dari Pojoksatu.id, Jumat (12/6).

Sebagai advokat, ia meniilai, seharusnya jaksa mengedepankan asas equality before the law, di mana semua orang mempunyai kedudukan yang sama di mata hukum. Apalagi, kedua pelaku penyiraman Novel Baswedan merupakan oknum penegak hukum.

“Yang melakukan adalah oknum penegak hukum sendiri yang seharusnya mendapatkan ganjaran hukum yang berat dua kali lipat dibanding dengan masyarakat yang tidak mengerti hukum,” tegas Novel.

“Perbuatan mereka (penegak hukum) menjadi preseden buruk untuk tegaknya keadilan di negara ini karna kepentingan politik dan kepentingan para aseng dan asing lebih dominan mengatur hukum dengan suka- suka,” tutur anak buah Habib Rizieq ini.

Sebelumnya, terdakwa kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette dituntut satu tahun pidana penjara. Jaksa menilai, Ronny dan Rahmat terbukti melakukan penganiayaan berat terhadap Novel.

“Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa dengan hukuman pidana selama satu tahun,” kata Jaksa Fedrik Adhar membacakan surat tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (11/6).

Dalam pertimbangan Jaksa, hal yang memberatkan Ronny dan Rahmat dinilai telah mencederai institusi Polri. Sedangkan hal yang meringankan, keduanya berlaku sopan selama persidangan dan mengabdi di institusi Polri.

Jaksa meyakini, Ronny Bugis bersama-sama-sama dengan Rahmat Kadir terbukti melakukan penganiyaan berat dengan terencana. Terencana, yang dimaksud jaksa adalah kedua terdakwa terbukti melakukan pemantauan rumah Novel sebelum melancarkan aksinya.

Kedua oknum Brimob Polri itu menyebabkan mata Novel Baswedan mengalami penyakit sehingga kornea mata kanan dan kiri berpotensi menyebabkan kebutaan. Kedua terdakwa melakukan perbuatannya karena membenci Novel Baswedan yang dinilai telah mengkhianati dan melawan institusi Polri.

Keduanya kemudian pada 11 April 2017 bertempat di Jalan Deposito Blok T Nomor 10 RT 003 RW 010 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara sekitar pukul 05.10 WIB menyiram cairan asam sulfat (H2SO4) kepada Novel Baswedan yang keluar dari Masjid Al-Ikhsan menuju tempat tinggalnya.

Akibat ulah kedua terdakwa, cidera yang dialami Novel itu disebutkan berdasarkan hasil visum et repertum nomor 03/VER/RSMKKG/IV/2017 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Mitra Keluarga menyatakan ditemukan luka bakar dibagian wajah dan kornea mata kanan dan kiri Novel. Atas perbuatannya, Ronny Bugis dan Rahmat Kadir dituntut Pasal 353 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index