Anak Sekolah Sulit Diawasi, Lebih Baik Tetap Belajar di Rumah

Anak Sekolah Sulit Diawasi, Lebih Baik Tetap Belajar di Rumah
Pelajar Wuhan Kembali Sekolah. ©2020 STR / AFP

Riauaktual.com - Pemerintah pusat telah mengeluarkan 11 kriteria bagi setiap daerah dalam menerapkan kenormalan baru atau new normal. Berdasarkan angka penyebaran Covid-19 yang telah terkendali untuk bisa memulai aktivitas sosial dan ekonomi.

Tercatat hingga sampai saat ini, ada 102 kabupaten/kota seluruh Indonesia yang belum terdampak penularan virus dan masuk kategori zona hijau.

Namun, Juru Bicara Koalisi Masyarakat Profesi dan Asosiasi Kesehatan (KoMPAK), Koesmedi mengingatkan, walaupun ada 102 daerah yang tidak terdampak Covid-19. Penerapan new normal masih memungkinkan adanya lonjakan angka penyebaran Covid-19.

Dia menegaskan jika pada suatu daerah yang menerapkan new normal terjadi lonjakan angka penyebaran kasus positif Covid-19. Pemerintah harus segera mencabut status new normal pada daerah tersebut.

"Iya masih punya potensi lonjakan kasus, maka perlu bila ada lonjakan kasus adanya evaluasi-evaluasi dan bisa bila lonjakan itu terus terjadi lebih baik segera dicabut status new normalnya tersebut," ujar Koesmadi saat dihubungi merdeka.com, Senin (1/6).

Oleh karena itu, dia menyarankan supaya pemerintah tetap memperhatikan beberapa sektor yang boleh atau tidak dibuka kembali, secara terperinci saat new normal.

"Walaupun kasus di beberapa daerah mulai menurun dan ada 102 daerah terbebas sari kasus Covid, kita juga masih mengingatkan mana-mana yang boleh dibuka kembali saat new normal, walaupun daerah tersebut masuk ke dalam zona hijau," kata Koesmadi.

 

Anak Sekolah Sulit Diawasi

Semisal, dia mencontohkan sektor pendidikan lebih baik tidak dibuka metode belajar secara tatap muka untuk para siswa, walau telah menerapkan new normal.

"Sebagai contoh misalnya anak sekolah, itukan kalau anak SD, SMP dan lainnya itu kan sangat susah untuk kita mengawasi dan memastikan mereka mematuhi protokol kesehatan. Maka lebih baik tetap dianjurkan belajar dari rumah saja," tuturnya.

Oleh karena itu, dia menyarankan kepada pemerintah lebih baik mempersiapkan metode-metode belajar jarak jauh dan arahan yang jelas bagi para siswa untuk belajar dari rumah.

"Nah, untuk di DKI itu kan akses internetnya cukup kuat jadi lebih baik tetap belajar dari rumah. Kalau di daerah yang aksesnya sulit, bisa diatur kembali, yang terpenting memperhatikan protokol kesehatannya," katanya.

 

Industri Tak Semua Kerja di Kantor

Selain sektor pendidikan, dia juga menyarankan untuk sektor ekonomi harus memperhatikan industri mana saja yang boleh dan tidak bekerja secara langsung.

"Seperti industri besar yang bisa work from home lebih baik tetap seperti itu. jadi new normal itu untuk indsutri-industri yang harus mewajibkan karyawannya datang bekerja seperti pabrik-pabrik," katanya.

"Semisal Jawa Barat, walaupun angka kasusnya sudah cenderung menurun. Tetapi tetap, harus diperhatikan secara terperinci mana yang boleh atau tidak industri dibuka saat new normal," sambungnya.

Termasuk pada rumah idabah, kata dia, pembukaan rumah ibadah juga harus mempertimbangkan potensi penyebaran virus. Jika, terjadi penyebaran di rumah ibadah tersebut, pemerintah harus segera menutup sementara tempat tersebut.

"Misalkan ada penularan harus dicabut dulu, bagaimana tracingnya bisa dikejar engga? Kalau tracingnya tidak bisa dikejar langsung segera tutup. Kalau itu tidak bisa dikejar, bisa berbahaya sepeti pada kejadian di Gowa pada waktu itu yang dampaknya luar biasa," pungkasnya.

 

 

 

 

Sumber: merdeka.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index