Heboh 'Ramalan' Bajaj Bajuri dan Cocoklogi Virus Corona Firdaus Anwar - detikHealth

Heboh 'Ramalan' Bajaj Bajuri dan Cocoklogi Virus Corona Firdaus Anwar - detikHealth
Sitcom Bajaj Bajuri (Foto: Tangkapan layar Facebook)

Riauaktual.com - Di media sosial ramai soal cuplikan episode sinetron Bajaj Bajuri yang tayang beberapa tahun lalu disebut memprediksi wabah virus Corona. Dalam video tersebut tokoh Said sedang bercerita tentang virus menular baru dari China pada tokoh Oneng dan tokoh Mpok Hindun. Virus ini dapat membuat seseorang mengalami demam, batuk-batuk, hingga kematian.

"Itu penyakit menular dari China Mpok. Gejalanye panas dingin sama batuk. Bahaya Mpok. Penyakit itu bisa nular, yang udah kena bisa meninggal," kata Said dalam cerita.

Cuplikan video tersebut diambil dari Bajaj Bajuri episode 205 dengan judul "Katakan Saja Ogah Berpuasa". Faktanya episode itu memang sedang membahas penyakit severe acute respiratory syndrome (SARS) yang disebabkan salah satu jenis virus Corona.

Wabah virus SARS sempat menjadi ancaman pada tahun 2003 sebelum kemudian akhirnya mereda dan 'hilang' berkat upaya penanganan global.

Bajaj Bajuri yang mulai tayang pada tahun 2002 menyinggung fenomena virus Corona SARS. Sementara yang baru-baru ini mewabah adalah virus Corona COVID-19.

Sebelum viralnya cuplikan episode Bajaj Bajuri ini, hal serupa pernah beberapa kali viral. Misalnya beberapa novel yang membahas penyakit baru, buku iqro menulis 'ko ro na', hingga episode kartun The Simpsons.

Mengapa teori konspirasi yang sering disebut 'cocoklogi' ini seperti tidak ada habisnya?

Psikiater dari RS Jiwa Marzoeki Mahdi, dr Lahargo Kembaren, SpKJ, mengatakan berbagai teori ini umumnya tidak bisa dipertanggungjawabkan karena mengabaikan fakta-fakta atau bukti yang ada dan hanya sebatas mengandalkan argumen seseorang saja.

dr Lahargo mengatakan ada dampak yang timbul akibat keterbatasan aktivitas sosial. Hal ini juga berkaitan dengan kemunculan beragam teori konspirasi.

"Adanya ketidakpastian yang jelas, suatu krisis seperti pandemi ini kan krisis yang sangat besar, yang kemudian muncul teori konspirasi yang bisa mempengaruhi orang lain, yang memang sekarang penyebarannya sangat mudah, melalui media sosial kan," ungkapnya sebagaimana dikutip dari detikcom beberapa waktu lalu.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index