Mengerikan, Korban Corona di Amerika 700 Ribu Lebih, Meninggal Hampir 40 Ribu

Mengerikan, Korban Corona di Amerika 700 Ribu Lebih, Meninggal Hampir 40 Ribu
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018 (AFP).

Riauaktual.com - Kasus corona di Amerika, terus melonjak. Data statistik John Hopkins University mencatat jumlah kematian akibat corona (covid-19) di Amerika, meningkat 1.891 pasien dalam 24 jam pada Sabtu (18/4).

Angka kematian itu, menjadi yang tertinggi ditemukan di AS dalam satu hari, sejauh ini. Dilansir AFP, lonjakan tersebut menjadikan total kematian akibat virus corona di AS mencapai 38.664 pasien.

Hingga Minggu (19/4), AS tercatat memiliki 732.197 kasus corona. Jumlah itu, menjadikan negeri Uncle Sam itu sebagai negara dengan kasus Covid-19 dan kematian tertinggi di dunia.

Negara bagian New York menjadi wilayah dengan kasus corona terbanyak di AS, yakni mencapai 222.284 kasus dengan 14.636 kematian. Di tengah lonjakan kasus corona, Presiden Donald Trump berencana melonggarkan kebijakan pembatasan pergerakan secara bertahap.

Langkah itu dilakukan Trump meski ditolak oleh sejumlah gubernur negara bagian yang khawatir pelonggaran pembatasan pergerakan akan memicu penyebaran corona gelombang kedua di Negeri Paman Sam.
 

Foto: AP Photo

Trump Minta Muslim Jaga Jarak
 

 Presiden Amerika Serikat Donald Trump berharap, umat muslim di AS akan menerapkan standar jarak sosial ketika Ramadan sama seperti yang diberlakukan kepada umat kristiani saat merayakan Paskah.

Trump menyatakan hal tersebut, usai diminta tanggapan terkait pertanyaan dari kelompok konservatif terkait peluang muslim AS diperlakukan yang sama seperti umat kristiani yang melanggar peraturan saat Paskah.

Pada Paskah lalu, sejumlah layanan ibadah kristiani ilegal masih ditemukan dan melanggar peraturan jarak sosial yang diterapkan oleh pemerintah AS. “Saya harus katakan bisa ada perbedaan," kata Trump kala jumpa media harian terkait wabah virus corona, Sabtu (18/4) waktu Washington DC, seperti dikutip dari CNN.

“Dan kita harus melihat apa yang akan terjadi. Karena saya telah melihat perbedaan besar di negara ini,” tambahnya. “Mereka [pelanggar jarak sosial] sengaja mencari gereja, namun mereka [muslim] tidak mencari masjid,” kata Trump.

Ramadan di Amerika Serikat diperkirakan jatuh pada satu setengah minggu setelah Paskah, atau pada pekan keempat April 2020. Kala ditanya wartawan apakah ada peluang para imam masjid melanggar peraturan jarak sosial tersebut seperti kejadian pada Paskah, Trump menjawab, “Tidak, saya tidak berpikir begitu.”

“Saya seseorang yang percaya akan iman. Dan yang penting bukanlah apa iman kalian. Tetapi politisi kita tampaknya memperlakukan agama yang berbeda dengan cara yang sangat berbeda,” katanya.

Trump sebelumnya dikenal sebagai sosok anti-muslim, dengan retorikanya kala kampanye dan kebijakan pertama usai menjabat di Gedung Putih adalah melarang kedatangan orang dari negara mayoritas muslim.

Kasus virus corona Covid-19 di Amerika Serikat telah menembus angka 700 ribu lebih dan memaksa seluruh komunitas agama menghentikan peribadatan massal mereka dan melakukannya sendiri-sendiri di rumah.

Lembaga muslim di Amerika, Islamic Society of North America, bersama dengan para ahli medis muslim telah meminta penghentian sementara peribadatan massal dan pertemuan-pertemuan lainnya.

Sementara itu, umat Yahudi di Amerika Serikat juga dipaksa untuk mengubah perayaan Paskah Yahudi yang biasanya berlangsung secara tradisi dengan berkumpul menjadi pertemuan virtual. Momen itu sendiri merupakan liburan delapan hari mulai 8 April. 

Pekan lalu, seorang pastur di Virginia meninggal dunia akibat virus corona Covid-19 usai menentang peraturan jaga jarak sosial dan masih menyelenggarakan pertemuan ibadah kala Paskah. Selain itu, sejumlah pastur di gereja-gereja besar di Florida dan Louisiana telah ditangkap atas tuduhan pelanggaran ringan karena melanggar perintah tetap tinggal di rumah. (AFP/cnn/end)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index