Duh! Produk Minuman Bernama Corona Rugi Rp1,9 Triliun

Duh! Produk Minuman Bernama Corona Rugi Rp1,9 Triliun

Riauaktual.com - Wabah virus corona yang muncul sejak awal 2020, terus memicu dampak buruk terhadap perekonomian dan bisnis. Meski mengacu pada dua hal yang berbeda, namun nama corona telah menyebabkan produsen bir asal Belgia, merugi triliunan rupiah.

Perusahaan bir tersebut, Anheuser-Busch In Bev, punya pabrik di banyak negara dan memasarkan produknya hampir ke seluruh dunia. Produk perusahaan bir yang berdiri pada 2008 ini, punya merek-merek ternama seperti Budweiser, Stella Artois, Beck’s, dan yang tak kalah populer adalah Corona.

Tapi sejak virus corona merebak, perusahaan mencatatkan kinerja yang buruk. Akibat wabah yang pertama muncul dari Kota Wuhan di China itu, laba Anheuser-Busch In Bev tergerus sangat dalam.

“Tapi dalam dua bulan terakhir sejak virus corona telah menyebar di seluruh China, perusahaan telah menderita kerugian USD 170 juta (Rp 1,9 triliun),” kata CEO perusahaan itu, Carlos Brito, Minggu (1/3/2020).

Kerugian sebesar itu, membuat perusahaan mencatatkan kinerja terburuk dalam 10 tahun terakhir. Padahal di awal tahun, angka penjualan minuman yang diraih biasanya melonjak, sejalan dengan peringatan tahun baru.

Hal ini juga telah memaksa manajemen Anheuser-Busch In Bev, memotong bonus para chief executive. Kinerja buruk ini juga diperkirakan akan menjadi salah satu penurunan paling tajam dalam laba kuartalannya.

Perusahaan percaya, penurunan laba ini lebih dipengaruhi oleh orang-orang yang lebih banyak menghindar bepergian dan braktivitas di luar rumah, untuk menghindari penularan virus corona.

“Ini berdampak buruk pada kehidupan malam, dengan banyak bar dan restoran terpaksa tutup. Padahal bisnis kami adalah tentang pergi ke restoran, ke kehidupan malam, pergi bersama teman-teman. Ini benar-benar akan kembali normal, kami sedang mempersiapkan antisipasi ketika hal-hal kembali normal,” ujarnya dilansir dari kumparan.

"Saat kami melihat ke masa depan, kami bertekad untuk memimpin pertumbuhan melalui fokus pada konsumen, keunggulan operasional, dan inovasi,” imbuh Carlos lagi.

Hingga kini, belum ada tanda-tanda penyebaran virus corona akan berakhir. Demikian juga, belum terlihat dampaknya akan menjinak. 

Dari catatan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, sudah 80.000 orang terjangkit virus ini, dengan kematian sebanyak 2.700 orang yang diakibatkan virus corona itu.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index