AS Miliki Bukti Pesawat Penumpang Ukraina Tak Sengaja Ditembak Jatuh

AS Miliki Bukti Pesawat Penumpang Ukraina Tak Sengaja Ditembak Jatuh
Tim penyelamat bekerja di tengah puing-puing setelah sebuah pesawat Ukraina yang mengangkut 176 penumpang jatuh di dekat bandara Imam Khomeini di ibuk

Riauaktual.com - Pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) memiliki bukti yang menunjukkan pesawat Maskapai Internasional Ukraina yang jatuh di Iran pada Rabu, menewaskan 176 penumpang dan kru, tak sengaja ditembak jatuh oleh rudal Iran, sejumlah pejabat mengungkapkan kepada NBC News.

Seorang pejabat intelijen Barat menyampaikan kepada NBC News, muncul keyakinan besar bahwa pesawat tersebut jatuh karena tembakan rudal yang tak disengaja. Sumber, yang mendapat informasi tingkat tinggi dari biro intelijen AS, mengatakan bukti tersebut termasuk foto satelit dan sadapan komunikasi.

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan sumber intelijen negaranya juga menyalahkan Iran atas serangan rudal tak disengaja tersebut.

"Kami memiliki intelijen dari berbagai sumber, termasuk sekutu kami dan sumber-sumber kami. Bukti mengindikasikan pesawat tersebut ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara Iran," kata Trudeau kepada wartawan di Ottawa, dilansir dari NBC News, Jumat (10/1).

"Ini mungkin tak disengaja," lanjutnya.

Trudeau mengabaikan sejumlah pertanyaan apakah Kanada menyalahkan AS atas pembunuhan Panglima Pasukan Garda Revolusi Iran, Qassim Sulaimani yang meningkatkan tensi Teheran dan Washington.

"Menurut saya itu salah satu dari banyak pertanyaan yang orang-orang pikirkan dan mencoba menemukan jawabannya," jelasnya.

"Tapi untuk saat ini, saya hanya ingin menggarisbawahi pentingnya investigasi penuh dan kredibel sehingga kita bisa mendapatkan fakta-fakta dan kita bisa terus menganalisa berdasarkan fakta-fakta yang ada."

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson merilis pernyataan ungkapan belasungkawa kepada keluarga dari empat warga negara Inggris yang tewas dalam kecelakaan tersebut, dan dia juga mengatakan kemungkinan pesawat tersebut jatuh karena tembakan rudal Iran.

"Sekarang ada sebuah informasi bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara Iran," ujarnya.

"Ini mungkin tak sengaja. Kita bekerja sama dengan Kanada dan negara sahabat dan sekarang perlu ada investigasi penuh dan transparan."

Sebuah laporan awal Iran yang dirilis Kamis menyebutkan ada hal darurat yang tiba-tiba terjadi pada pesawat Boeing 737 sebelum turun beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran. Laporan itu mengatakan awak pesawat tidak pernah membuat panggilan radio untuk bantuan dan berusaha untuk kembali ke bandara ketika pesawat itu jatuh.

Boeing 737 memiliki beberapa sistem untuk mengumumkan ke pesawat lain dan untuk kontrol lalu lintas udara berbasis darat. Boeing 737 mencakup sistem Siaran Otomatis Pengawasan Ketergantungan Otomatis (ADS-B) yang canggih, yang secara otomatis mentransmisikan ketinggian, kecepatan udara, dan lokasi dan secara umum menunjukkan bahwa sebuah pesawat bukan bagian dari operasi militer.

Pihak berwenang AS mengatakan kepada The Washington Post bahwa pesawat itu kemungkinan ditabrak oleh rudal SA-15, sistem buatan Rusia yang juga dikenal sebagai Tor. Sistem Tor yang sangat otomatis, yang telah dijual Rusia ke Iran pada 2015, membutuhkan tiga orang awak.

Sistem rudal Tor dirancang untuk bergerak dan mandiri, yang berarti mereka dapat mengandalkan sistem radar mereka sendiri untuk mendeteksi target, daripada terhubung ke sistem pertahanan udara terintegrasi yang lebih besar yang memantau lalu lintas udara sipil.

Penyelidik dari Organisasi Penerbangan Sipil Iran belum memberikan penjelasan terkait hal tersebut.

Presiden Donald Trump, pada Kamis menyatakan kecurigaannya pesawat tersebut jatuh bukan murni kecelakaan.

"Yah, saya curiga," ujarnya.

"Itu hal yang tragis. Di sisi lain orang bisa saja membuat kesalahan. Pesawat itu terbang di tempat yang dilanda situasi yang keras, dan siapapun bisa saja membuat kesalahan," kata Trump.

 

 

Sumber: merdeka.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index