Memanas, AS Tahan Puluhan Warga Keturunan Iran

Memanas, AS Tahan Puluhan Warga Keturunan Iran
ilustrasi.

Riauaktual.com - Kelompok-kelompk Hak-hak Asasi Manusia (HAM) dan beberapa anggota DPR Amerika Serikat (AS) minta penjelasan dari pemerintah AS. Itu setelah puluhan warga AS keturunan Iran ditahan di perbatasan AS dengan Kanada untuk ditanyai.

Kantor Council on American-Islamic Relations (CAIR) cabang negara bagian Washington telah membantu lebih dari 60 orang warga Iran dan warga AS keturunan Iran yang ditahan selama 11 jam di perbatasan. Mereka ditanyai oleh petugas perbatasan AS.

CAIR mengatakan dalam sebuah pernyataan, semua yang ditahan telah dibebaskan, tetapi ada sejumlah orang yang ditolak masuk ke AS. 

Banyak dari mereka sedang kembali ke AS setelah menghadiri konser musik pop Iran, Sabtu (5/1/2020) di Vancouver, Kanada.

Insiden di perbatasan itu menyusul pengumuman Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang mengatakan akan meningkatkan langkah-langkah keamanan di semua pintu masuk ke AS. 

Langkah itu diambil setelah Iran mengancam akan membalas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani oleh AS.

Petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan ASn (CBP) membantah telah menyasar warga AS keturunan Iran, dan dalam cuitan mengatakan “postingan dalam media sosial yang mengatakan CBP menahan warga AS keturunan Iran dan menolak mereka masuk ke AS adalah palsu.”

Namun Jorge L Baron, kepala Proyek Hak-hak Imigran di Barat Laut AS membantah keterangan CBP itu. Katanya, lewat Twitter: “Orang-orang itu tidak diizinkan masuk ke AS, di mana mereka tinggal, dan CBP menahan paspor mereka, sehingga mereka tidak bisa kembali ke Kanada. Jadi, jelas, orang-orang itu telah ditahan.”

Anggota Kongres AS, khususnya yang mewakili negara bagian Washington ikut marah.

Kata anggota DPR Pramila Jayapal lewat Twitter, “sangat resah karena adanya laporan yang mengatakan warga AS keturunan Iran, termasuk yang sudah menjadi warga negara AS, ditahan di perbatasan dengan Kanada.”

Anggota DPR Adam Smith, juga wakil dari negara bagian Washington, mengatakan, kantornya akan minta penjelasan dari Petugas Perbatasan tentang apa yang terjadi.

 

 

Sumber: VOA Indonesia

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index