Riauaktual.com - Iring-iringan mobil Jenderal Qassem Soleimani sedang meninggalkan bandara di Baghdad. Hari masih gelap pada Jumat dini hari (3/1/2020).

Tiba-tiba muncul kilatan cahaya dari udara. Cahaya yang berjumlah puluhan itu menerjang mobil rombongan Soeimani. Meledak. Terbakar.

Cahaya itu susul menyusul hingga ratusan. Semua mobil rombongan menjadi sasaran. Beberapa yang mencoba melarikan diri tidak luput dari serangan. 

Cahaya itu adalah rudal senyap yang dikendalikan drone. Komandan militer Iran yang paling disegani itu akhirnya tewas bersama sejumlah anggota rombongan.

Sempat beredar informasi bahwa rudal itu ditembakkan dari Kuwait. Belakangan, Kuwait membantah bahwa serangan udara AS ke Irak diluncurkan dari wilayahnya.

Komando militer Kuwait diberhentikan karena informasi yang keliru yang menyebut bahwa pangkalan militer negara itu telah digunakan untuk melancarkan serangan terhadap Soleimani.

"Semua sirkulator berita palsu semacam itu harus memverifikasi keakuratan dan menghindari penyebaran dan peredarannya," tambah perwira militer Kuwait dalam pernyataannya.

Serangan udara AS di Baghdad telah meningkatkan ketegangan antara Washington dan Teheran.

Beberapa hari sebelumnya, AS menyerang tempat milisi sekutu Iran-Iran Kataib Hezbollah sebagai tanggapan atas serangan terhadap pangkalan militer di Irak di mana seorang kontraktor AS terbunuh.

Milisi pro-Iran Irak Asab Ahl Haq mengklaim pesawat tak berawak yang mengenai konvoi Soleimani dekat bandara Baghdad lepas landas dari Kuwait.

Ketegangan yang meningkat antara AS dan Iran telah mendorong pihak berwenang Kuwait untuk meningkatkan keamanan.

Kementerian pertahanan dan interior Kuwait serta Garda Nasional telah membentuk ruang operasi bersama untuk menindaklanjuti laporan militer dan keamanan, menurut media setempat. Kuwait juga telah memaksimalkan keamanan di sepanjang perbatasan dengan Irak.

Sumber: rakyatku