Jokowi Diperlakukan Ketum Parpol Pendukung Begini Jelang Pilpres, Koalisi Bubar!

Jokowi Diperlakukan Ketum Parpol Pendukung Begini Jelang Pilpres, Koalisi Bubar!
Presiden Jokowi saat memberikan konferensi pers terkiat kerusuhan Mako Brimob, Kamis (10/5/2018). Foto: Setgab

Riauaktual.com - Ketua umum partai pendukung petahana, dirasa tidak layak untuk menjadi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi calon wakil presiden pada Pemilu tahun 2019.

Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR mengatakan, Jokowi harus memilih sosok yang tepat agar koalisi partai pendukungnya tak ‘kabur’ ke kubu lain.

“Kalau Pak Jokowi ambil salah satu ketua umum partai pendukung, (partai koalisi) yang lain bisa pergi,” katanya saat ditemui di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (23/6).

Untuk itu, ada lima syarat yang harus dipertimbangkan secara matang. Syarat yang pertama menurut dia adalah memiliki tingkat elektabilitas yang terbilang tinggi.

“Karena Pak Jokowi meskipun paling tinggi dalam segi elektabilitas, Pak Jokowi belum aman. Karena itu Pak Jokowi membutuhkan vigur yang elektabilitasnya tinggi,” jelasnya.

Nah, syarat yang kedua inilah yang membuat para ketua umum pendukung Jokowi harus merelakan ambisinya dikubur sedalam-dalamnya.

Pasalnya, tak hanya akan membuat partai pendukung lain hengkang dari koalisi, PDIP sebagai partai pengusung utama Jokowi pun pasti tak akan rela jika nanti di Pilpres tahun 2024 vigur internal dari partainya justru kalah dengan wapres Jokowi.

“(Syarat) yang kedua menurut saya jangan ketua umum partai. Kalau ketua umum partai, itu akan merusak konsolidasi dan soliditas koalisi. PDIP saja belum tentu mau terima. Karena setelah 2019 nanti si cawapres kemudian menang 2024 nanti, itu berbahaya,” urainya.

“Karena itu kriteria yang ketiga sebaiknya bukan ketua umum partai. Tidak harus non partai, tapi dia tidak terasosiasi kuat untuk ekor jas itu loh. Rebutan antar partai,” lanjutnya.

Syarat yang keempat, tambahnya, sosok yang akan dipilih Jokowi sebagai cawapres haruslah orang yang memiliki pengalaman mempuni sebagai pemimpin.

“Pengalaman yang cukup kuat untuk melengkapi Pak Jokowi,” imbuhnya.

Syarat yang kelima, ujarnya, yakni Jokowi harus memilih cawapres yang memiliki kedekatan secara emosional.

“Kecocokan secara vigur agar tidak terjadi matahari kembar,” pungkasnya.

Seperti diketahui sejumlah ketum parpol pendukung Jokowi seperti Muhaimin Iskandar (Cak Imin) ketum PKB gencar disosialisasikan sebagai bakal Cawapres 2018.

Selain itu ketum PPP Romahurmuzy (Romi) juga mulai sering melakukan publikasi dan diarahkan menjadi cawapres Jokowi. Ketum Golkar Airlangga Hartarto juga dipublikasikan kedekatannya dengan Jokowi yang bakal digarap jadi cawapres. (Wan)

 

Sumber: Pojoksatu.id

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index