Uniknya Gendongan Bayi Suku Dayak Kenyah, Bermanik-manik Dan Ada Taring

Uniknya Gendongan Bayi Suku Dayak Kenyah, Bermanik-manik Dan Ada Taring

Riauaktual.com - Setiap suku maupun daerah yang ada di Indonesia memiliki gendongan bayi dengan ciri khas tertentu. Misalnya saja suku Dayak Kenyah di Kalimantan.

Menurut periset Sari Wulandari, gendongan bayi dari Suku Dayak Kenyah punya banyak simbol dengan beragam manik-manik yang diciptakan oleh perempuan yang ada di dalam suku tersebut.

"Ini ada hiasan tanaman pakis untuk pengingat bagi para ibu. Mereka mengonsumsi tanaman pakis setelah melahirkan biar ibu kuat dan ASI-nya banyak," tutur Sari di Museum Nasional Indonesia pada Kamis (19/10/2017) malam.

 

Di gendongan bayi yang dipamerkan di pameran 'Fertil, Barakat, Ayom' juga terdapat figur fibur sebagai lambang kesuburan. "Di gendongan bayi yang lain kadang cuma ada kepalanya saja".

Sedangkan taring-taring yang digunakan biasanya ada taring harimau, macan tutul, dan lain-lain. Gendongan bayi tersebut disebut dengan nama Baba yang terbuat dari kayu dan bambu. Di gendongan terdapat figur manusia yang sedang berjongkok dan burung enggang, sesuai tradisi masyarakatnya.

 

Biasanya ibu menggendong bayinya dengan depan atau belakang di punggung biar anaknya bisa bersama-sama dengan ibu ketika beraktivitas," lanjut Sari.

Namun, penyebutan sebutan gendongan bayi di setiap suku juga berbeda. Kalau di suku Dayak Desa dikenal dengan nama Sindik atau Kebilai. Gendongannya terbuat dari kayu Kepuak dengan hiasan kulit kayu yang sama. Suku Dayak Kenyah juga mengenal gendongan dengan nama Bening Aban.

Dalam katalog juga disbeutkan, gendongan bayi kerap digunakan oleh suku-suku Daya di antaranya adalah suku Dayak Apo Kayan (Kenyah, Kayan, Bahau), Dayak Kadazan (Dusun Kajang), Dayak Berawan, Dayak Punan, Dayak Penan, dan Dayak Kerayan. (Wan)

 

Sumber: detik.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index