Perajin Tahu ,Tempe Pekanbaru Masih Berproduksi

Kamis, 26 Juli 2012

Jumain pengerajin tahu

PEKANBARU (RA)- Meski pengrajin tahu dan tempe di Pulau Jawa sepakat mogok pasca melambungnya harga kedele. Namun Pengerajin tahu dan tempe di Pekanbaru tidak terpengaruh. Mereka tetap berproduksi meski harus mengalami penurunan omzet yang drastis.

Jumain pengerajin tahu di Jalan Fajar, mengakui harus mengurangi produksinya sebesar 20 persen dari produksi normal.

"Sejak harga kedele lokal dan impor naik terus kami mulai mengalami penurunan omzet 25 persen, kalau sehari produksi tahu 25 kaleng kini hanya 20 kaleng" ujarnya.

Turunnya omzet ini di karenakan biaya produksi naik sebesar 100 persen, akibat naiknya harga kedele dari 4.000 perkilo menjadi Rp.8.000 perkilo untuk kedele impor. Sementara sementara harga jual hanya bisa naik berkisar 50 persen.

Untuk tetap bertahan dirinya mengakui terpaksa mengurangi produksi, sehingga bisa menghemat biaya produksi untuk tenaga kerja dan terbatasnya modal.

"Kita membayar gaji dengan borongan, lagi pula dengan naiknya harga jual tahu dari RP350 per biji menjadi Rp500, permintaan tahu di pasar juga menurun," urainya.

Hal ini diambil menyikapi kerugian yang lebih besar akibat tidak laku. Disamping juga kekurangan modal. Hal yang sama juga di akui oleh Jul pengerajin tahu tempe di Arengka, ia mengakui niat mogok ada, namun masih lihat-lihat dulu.

Selain para pengerajin tahu, tempe di pekanbaru tidak punya asosiasi, juga mereka mewaspadai harga kedele yang dua hari ini mulai melambat kenaikannya, tidak seperti dua pekan lalu.

"Kami belum mogok ,rencana ada tetapi kami lihat harga  kedele  sekarang sudah tidak begitu naik lagi ," ujarnya.(RA5)