Fly Over Bukan Penyebab WTN Lenyap

Kamis, 31 Mei 2012

PEKANBARU (RA) - Anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Fraksi Golkar, Afrizal Usman mengatakan, hilangnya penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) dalam bidang lalu lintas di Kota Pekanbaru, bukan diakibatkan pembangunan Fly Over (jembatan layang). Dengan demikian, Afrizal sangat menyayangkan Pemko yang menyatakan gagalnya Pekanbaru meraih WTN karena pembangunan Fly Over.

"Seharusnya, jauh-jauh hari sebelum dilakukan pembangunan Fly Over, Pemko dapat membuat jalan alternaif. Setelah ada jalan alternatif, maka disosialisasikan kepada masyarakat. Tentu dengan cara begini, harus lalu lintas di Kota Pekanbaru tetap tertata dengan baik, meskipun ada pembangunan Fly Over," ungkap Afrizal ketika dikonfirmasi riauaktual.com, Kamis (31/5).

Menurut Afrizal, kondisi kemacetan terjadi di ruas Jalan Jendral Sudirman yang sedang ada pembangunan Fly Over, adalah kurangnya masyarakat pengendara mengetahui jalan-jalan alternatif. Sehingga pengendara memadati ruas jalan yang sempit akibat pembangunan Fly Over. Ironisnya lagi, kondisi tersebut terjadi saat penilaian dari Pemerintah Pusat, sehingga penghargaan yang telah diraih Pekanbaru delapan tahun berturut-turut, harus lenyap untuk tahun 2012.

"Kalau saja dari awal telah disosialisasikan, masyarakat akan mengetahui jalan alternatif. Kondisi macet ini akan teratasi dengan baik, seperti Dishub dan Dirlantas membuat rambu-rambu lalu lintas, penunjuk arah jalan alternatif yang memadai. Tapi nyatanya, hal ini tidak dilakukan, jalan alternatif terlambat disosialisasikan kepada pengendara," kata Afrizal.

Ditambahkannya, kedepan Pemerintah Kota Pekanbaru diminta agar dapat membenahi sistem lalu lintas di Kota Pekanbaru. Sebab, pembangunan Fly Over tentunya tahun depan akan rampung dan kondisi lalu lintas dapat lebih teratur lagi.

"Jadi sangat kita sayangkan kalau Pemko mengatakan WTN ini tak lagi kita raih karena pebangunan Fly Over. Kita lihat, tahun depan seperti apa kondisinya, apakah piala WTN dapat diraih lagi atau bagaimana," tantangnya. (RA1)