Selama Ramadhan, Sekolah Diminta Tingkatkan Nuansa Islam

Jumat, 20 Juli 2012

Ade Hartati

PEKANBARU (RA) - Seperti yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui Dinas Pendidikan (Disdik), bahwa jam sekolah selama Bulan Ramadhan diperbanyak kegiatan keagamaan. Seperti 30 menit sebelum memasuki jam pelajaran, siswa diminta mengikuti tadarus atau kuliah tujuh menit, yakni ceramah keagamaan untuk memberi pengetahuan agama kepada murid. Selanjutnya belajar dari pukul 08.0 WIB hingga pukul 10.00 WIB, setelah itu, murid kembali disuguhkan dengan kegiatan keagamaan seperti tadarus, zikir bersama, dan kegiatan keagamaan lainnya.

"Dengan kegiatan keagamaan yang porsinya diperbanyak di sekolah, tentu nuansa Islam itu akan lebih sangat terasa. Alangkah lebih baik juga anak-anak selama bulan Puasa ini, diberlakukan memakai busana muslim, tak hanya baju muslim seragam dari sekolah, melainkan baju muslim masing-masing, sehingga lebih banyak hari-hari siswa mengenakan seragam muslim, dengan begitu, nuansa keislaman di sekolah akan terasa. Dengan begini, moral dan gaya remaja masa kini juga akan lebih terarah ke arah Islam," demikian disampaikan Sekretaris Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Ade Hartati Rahmad MPD ketika ditemui di gedung DPRD Kota Pekanbaru, Jumat (20/7).

Dengan kondisi moral generasi muda saat ini semakin terpuruk, ditengah guncangan modernisasi ysng mrlsnds bangsa Indonesia, menurut Ade, pihak sekolah sebagai tenaga pendidik, sebagai harapan terbesar untuk kembali membenahi moral generasi muda, diharapkan agar pro aktif melakukan langkah-langkah yang bisa kembali mengarahkan generasi mudah ke ajaran Islam yang benar, sehingga generasi muda tidak diperbudak teknologi dan salah dalam mencari jati diri.

"Kita harap sekolah melaksanakan pesantren kilat selama Bulan Ramadhan ini, meskipun pesantren kilat ini dari dulu telah ada, anmun kita mengharapkan agar lebih difokuskan guna memperbaiki moral dan keagamaan anak didik kita, terutama SMP dan SMA yang beranjak dewasa," kata Ade yang juga mantan dosen pada berbagai universitas di Riau.

Ade juga menambahkan, dengan ditetapkan waktu sekolah selama Ramadhan yaitu tiga pekan, maka kepada pihak sekolah diharapkan dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk mengajarkan kebiasaan-kebiasaan baik kepada muridnya, salah satu contoh adalah mengajarkan kebiasaan menggunakan busana muslim dengan aurat tertutup. Sebab, di era modern saat ini, remaja sangat suka mengumbar aurat, padahal dalam ajaran agama sudah jelas hal tersebut haram hukumnya memperlihatkan aurat.

"Kepada anak-anak sekolah yang melakukan aktivitas belajar selama Ramadhan ini dalam kondisi berpuasa, perlu saya beritahukan, bahwa dengan belajar dalam kondisi berpuasa, maka Allah akan melipat gandakan pahala kita, selain menuntut ilmu ini berpahala, jika ditambah berpuasa, maka semakin banyak amal kita, apalagi di Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini," imbuhnya. (RA1)