Natalius: Kok Saya Dibilang Hina Jawa? Itu Kritik Bukan Hina

Jumat, 29 Januari 2021

Natalius Pigai. Foto Repro Youtube Fadli Zon

Riauaktual.com - Aktivis HAM asal Papua, Natalius Pigai dituding hina suku Jawa. Tagar #PigaiHinaSukuJawa sempat trending topic nomor satu di Twitter Indonesia pada Kamis (28/1).

Pigai dianggap menghina suku Jawa karena mengkritik kegagalan sistem politik di Indonesia.

Dalam cuplikan video yang dibagikan Permadi Arya alias Abu Janda di Twitter, Pigai menyebut presiden dan wakil presiden berasal dari pulau yang sama.

“Sekarang presiden satu daerah, satu pulau, wakil presiden satu pulau. Terus sekarang yang berasal dari luar pulau apa babu gitu? Sampai kapan mau jadi babu?,” kata Pigai dalam video itu sebagaimana dikutip dari Pojoksatu.id.

Pigai menyebut Indonesia sudah merdeka selama 74 tahun. Namun tak satu pun presidennya berasal dari luar pulau Jawa.

“Eh bro, 74 tahun bro, memang orang Sumatera tidak bisa jadi presiden? orang Sulawesi tidak bisa jadi presiden? Menjadi presiden itu bukan secara alamiah bro,” ucapnya.

“Menjadi presiden itu karena desain politik, sistem pemilihan itu didesain supaya mayoritas penduduknya, jumlah terbanyak harus jadi pemenang,” tambahnya.

Pigai membagikan link video tersebut di akun Twitter pribadinya, @NataliusPigai2 pada Kamis (28/1).

Video itu diupload di chanel YouTube Macan Idealis pada 4 November 2019 dengan judul “GAK ADIL!! Natalius Pigai Keluhkan Sistem Demokrasi Indonesia Gak Adil untuk Minoritas”.

“Saya kritik kegagalan sistem politik dan dampaknya dan perubahan UU Pemilu yang Pancasila dan Bhineka. Yang like video 590 orang dan dislike cuma 28 orang,” tulis Pigai.

Mantan Komisioner Komnas HAM ini heran dengan tudingan yang menyebut dirinya hina suku Jawa.

“Kok saya dibilang hina Jawa?. Itu kritik bukan hina,” kata Pigai.

Ia menganggap pernyataannya tentang presiden dan wakil presiden berasal dari satu pulau yang sama bukan berarti menghina suku Jawa.

“Misalnya: by design hanya 1 suku pimpin 74 tahun. Saya dengan tanya apa orang luar Jawa itu babu? mana hinanya?,” tandas Natalius Pigai.