Harga Vaksin Jangan Jadi Lahan Bisnis Oknum...!

Ahad, 13 Desember 2020

Awas, Harga Vaksin Jangan Jadi Lahan Bisnis Oknum...!

Riauaktual.com -  Vaksin Covid-19 baru saja tiba. Namun, rumah sakit swasta sudah ada yang membuka pre-order pendaftaran vaksinasi.

SATUAN Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 membuka peluang untuk mengatur batas maksimal harga vaksin Corona. Hanya saja, untuk saat ini Satgas belum bisa memastikan kapan dan berapa harga paling mahal vaksin Covid-19. Sebab proses persiapan masih berjalan.

“Memungkinkan (atur harga) setelah semua tahap bisa diselesaikan. Karena kan kita masih perlu memastikan terkait availability (ketersediaan) vaksin,” kata Juru Bicara untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi.

Pembatasan harga, katanya, berlaku bagi vaksinasi mandiri yang dikelola swasta. Pemerintah, kata Nadia, tak mempermasalahkan pihak swasta melayani vaksinasi Covid-19 berbayar. Termasuk juga, penawaran layanan pra-registrasi vaksinasi yang dilakukan sejumlah rumah sakit.

“Tidak ada larangan bagi rumah sakit swasta untuk menawarkan jasa vaksinasi, meski belum tersedia. Mungkin ini registrasi awal untuk mengetahui berapa kebutuhan pasien yang mandiri,” ujarnya sebagaimana dikutip dari RMco.id.

Salah satu rumah sakit yang membuka pre-order vaksinasi Covid-19 adalah Rumah Sakit Primaya. Dikutip dari situs resmi rumah sakit, Head of Marketing & Corporate Communication Primaya Hospital Group, Henie Dewita mengatakan, vaksin Covid-19 bisa dipesan di rumah sakit Primaya Group untuk individu maupun korporasi.

Namun, dikonfirmasikan juga, vaksinasi baru bisa dilakukan setidaknya pada 2021. Pelaksanaan vaksin akan menunggu izin resmi dari pemerintah. Untuk harga, pihak rumah sakit belum bisa menetapkan dan akan mengikuti ketentuan lebih lanjut dari pemerintah.

“Pendaftaran dibuka untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin diprioritaskan mendapat giliran vaksin. Namun belum tentu semua peserta bisa dipastikan mendapat vaksin.”

Netizen mengaku tidak terlalu mempermasalahkan harga vaksin Covid-19. Yang terpenting, kualitas vaksin tersebut terjamin. Seperti Bukangulagula. Dia bilang, harga bukanlah pertimbangan utama membeli vaksin Covid-19. Dia mengaku lebih mementingkan kualitas vaksin tersebut.

“Kalo vaksin yang berbayar (mandiri) bikin bokap ngantri lebih cepat, nggak berdesakan sama yang lain, nggak papa kok bayar juga. Ikhlas. Selama mereka yang nggak mampu dapet jatah yang gratis,” ungkap Afsharry.

Menurut Gotcha_Ironic, vaksin yang berkualitas akan tetap diminati oleh banyak orang, meskipun harganya mahal. Dia mengingatkan, untuk yang tidak mampu beli jangan keluar rumah dan jangan pernah lalai. “Tetap pakai masker, jaga jarak, dan hindari kerumunan,” katanya.

Bebque__ mengungkapkan, kisaran harga harga vaksin Covid-19. Diperkirakan, harga vaksin akan senilai 25-30 dolar AS, atau setara dengan Rp 366.500 - Rp 439.800 (kurs Rp 14.660). “Harga ini diperkirakan untuk satu orang dua kali suntik,” ungkapnya.

Anyumolive mengkritik orang-orang yang mengeluh soal harga vaksin Covid-19 yang mahal. Dia bilang, mereka yang mengeluh harga vaksin terlaku mahal karena belum tahu bahwa harga vaksin anak juga mahal.

“Harganya berapa (vaksin anak yang nggak disubsidi). Sejuta perdosis ada, Beb. Belum kalo booster ya. Semua demi kesehatan, Beb,” katanya.

Adtmahendra menjelaskan, proses penetapan harga vaksin Covid-19 rumit. Mulai dari analisa populasi yang akan memakai vaksin memetakan calon kompetitor dan alternatif, hitung nilai tambahan dari karakteristik vaksin baru dan memperkirakan kurva harga-permintaan vaksin.

“Setahu saya vaksin yang masuk ke Indonesia ada 6 ya. Bio Farma, Astra Zeneca, Sinovac, Sinopharm, Moderna dan Phizer. Tinggal dipilih aja mau divaksin yang mana. Ada harga, ada kualitas,” tutur Arissss7505686.

Sementara itu, Perwitarani mengkhawatirkan, harga vaksin jadi lahan bisnis oknum tidak bertanggung jawab. Dia sangat yakin, orang kaya yang bakal lebih dulu divaksin karena punya duit. “Gw yang miskin nyimak aja dulu,” sambut Chaniago_bela.

KeringObat menyarankan pemerintah memberikan vaksin gratis terhadap seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Hal ini agar prosesnya bisa berjalan efektif dan cepat, sehingga kehidupan masyarakat bisa kembali normal. “Ujungnya, perekonomian Indonesia bisa bangkit kembali,” katanya.