Depresi Bisa Picu Bunuh Diri, Kenali Tanda-tandanya

Selasa, 01 Desember 2020

Keinginan untuk bunuh diri kerap dianggap main-main saat disampaikan ke seseorang (Foto: Getty Images/iStockphoto/spukkato)

Riauaktual.com - Tanda-tanda depresi tidak selalu mudah dideteksi, baik oleh yang mengalami maupun orang lain di sekitarnya. Padahal jika tidak tertangani, bisa memburuk dan tak jarang berujung pada keinginan untuk bunuh diri.

Stigma negatif seputar kesehatan mental juga membuat depresi semakin sulit dikenali. Banyak orang berusaha menyembunyikan tanda-tanda depresi maupun keinginan bunuh diri karena takut dibilang kurang bersyukur, imannya lemah, dan tudingan-tudingan negatif lainnya.

Dampaknya, tekanan mental makin menumpuk. Pada satu titik, seseorang yang mengalami depresi mungkin tidak bisa membendung dorongan untuk mengakhiri hidupnya tanpa ada yang bisa mencegah lagi.

Tanda-tanda seseorang mengalami depresi maupun ingin bunuh diri memang tidak selalu mudah dikenali. Namun ada beberapa perubahan perilaku yang sebaiknya tidak dianggap remeh, karena bisa saja menandakan seseorang butuh pertolongan.

Demikian juga saat seseorang mengungkapkan keinginan atau rencana bunuh diri, baik secara langsung maupun lewat unggahan-unggahan di media sosial. Sebercanda apapun, sebaiknya beri perhatian serius karena tidak ada yang tahu sekuat apa dorongan yang ada di dalam dirinya.

Rasa sedih atau murung yang berlebihanMeski pada tiap kasus tanda-tandanya tidak selalu sama, berikut beberapa tanda yang sering muncul sebelum bunuh diri:

  • Suasana hati yang cepat berubah atau mood swing
  • Amarah yang tak terduga
  • Putus asa pada masa depan
  • Memiliki gangguan tidur

Dikutip dari Web MD, seseorang yang mengalami depresi juga disebut tiba-tiba menjadi tenang setelah melewati masa-masa depresinya, hal ini justru menjadi tanda jika orang tersebut telah mengambil keputusan untuk bunuh diri.

Menarik diri dari lingkungan sosial

Seseorang yang menyendiri atau menghindari teman dan aktivitas sosial termasuk gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri. Termasuk kehilangan minat atau rasa senang dalam aktivitas yang biasanya ia nikmati.

Kepribadian yang cenderung berubah

Kepribadian yang cenderung berubah juga menjadi salah satu gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri. Seperti berbicara dengan kecepatan yang tak biasa atau lambat.

Bisa juga orang tersebut tiba-tiba tak memperhatikan penampilan pribadinya.

Seseorang yang mengalami dorongan untuk bunuh diri kadang-kadang meninggalkan pesan tertentu. Pesan tersebut bisa disampaikan secara lisan, bisa juga lewat media sosial, misalnya di Instagram Stories. 

 

Rasa trauma atau menghadapi masalah yang besar

Masalah yang besar atau bisa disebut krisis yang dialami orang tersebut semasa hidup bisa memicu upaya bunuh diri. Hal ini kerap kali luput dari perhatian.

Krisis yang dialami setiap orang tentu berbeda, bisa saja ada masalah dengan keluarga terdekat, perceraian, kehilangan pekerjaan hingga masalah keuangan.

Meninggalkan pesan

Seringnya, orang yang memutuskan untuk bunuh diri meninggalkan pesan bagi teman, anggota keluarga. Baik memberikan harta pribadi, surat wasiat, atau sekedar membersihkan kamar atau rumah mereka.

Ada ancaman sebelum memutuskan bunuh diri

Dari 50 persen hingga 75 persen dari mereka yang mempertimbangkan untuk bunuh diri akan memberi seseorang teman atau kerabat sebuah tanda peringatan. Namun, tidak semua orang yang mempertimbangkan untuk bunuh diri akan mengatakannya, dan tidak semua orang yang mengancam untuk bunuh diri akan melakukannya. Setiap ancaman bunuh diri harus ditanggapi dengan serius.