Ada Orang Berpakaian Preman Hentikan Pidato Purnawirawan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo

Rabu, 30 September 2020

Gatot Nurmantyo. YouTube @Indonesia Lawyers Club

Riauaktual.com -  Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo diminta turun ketika tengah berpidato di acara Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Di tengah pandemi acara itu dinilai tak layak digelar.

Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (28/9) kemarin. Acara yang digelar di dua titik di kawasan Surabaya itu mendapat penolakan dari massa yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Koalisi Indonesia Tetap Aman (KITA).

Saat Gatot sedang menyampaikan sambutan, ia tiba-tiba diminta untuk berhenti karena dipaksa oleh sejumlah orang berpakaian preman. Berikut informasi selengkapnya sebagaimana dikutip dari Merdeka.com:

Acara Dapat Penolakan

Acara silaturahmi koalisi tersebut digelar di dua tempat yakni Gedung Juang 45 Jalan Mayjend Sungkono Surabaya dan sebuah tempat di Jalan Jambangan Kebon Agung No 76, Surabaya. Namun, acara yang digelar di dua tempat itu sama-sama mendapat penolakan dari sejumlah masyarakat.

Pihak KAMI menyebut jika acara yang mereka gelar tiba-tiba dibubarkan oleh sejumlah orang yang mengaku dari anggota kepolisian.. Padahal, mereka mengatakan sudah mengantongi izin dari polisi untuk menggelar acara.

acara kami di surabaya diadang massa

©2020 Merdeka.com/Erwin Yohanes

 

Gatot Nurmantyo Dipaksa Berhenti saat Pidato

Di lokasi kedua, Gatot Nurmantyo diminta untuk memberikan sambutan di depan para tokoh dan kiai yang datang. Namun, ia tiba-tiba diminta berhenti dan dipaksa turun.

"Kita mau sarapan di penginapan itu. Begitu kita mau sarapan di penginapan itu, karena banyak kiai, lantas karena tokoh diminta sambutan untuk bicara dan lain-lain. Begitu bicara baru jalan sudah dibubarkan sama polisi," kata Komite Eksekutif KAI Jatim, Donny Handricahyono.

 Donny menambahkan, jika orang yang mengehntikan pidato Gatot Nurmantyo sendiri mengaku sebagai anggota polisi dari Polda Jatim. Hanya saja, ia mengatakan jika orang tersebut tak menunjukkan identitas kepolisian, dan terlihat tidak memakai pakaian dinas melainkan berpakaian mirip preman.

"Polisi yang membubarkan. Tapi sama sekali tidak menunjukan identitas. Dia menyebutkan dari polisi Polda, tapi tidak menunjukan surat apapun," ucapnya.

Dia menyebut, penghentian terjadi dengan alasan di luar penginapan ada ormas yang sudah teriak-teriak.

"Alasannya di luar ormasnya sudah seperti itu teriak-teriak terus, mengintimidasi mengganggu suara. Ya sudah kita tidak bisa menuju HD 45. Ya sudah kita duduk-duduk di situ,” jelas dia.

Alasan Acara Dibubarkan

Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Andri Adi Kusumo mengatakan, aksi digelar karena pihaknya tidak ingin ada kelompok tertentu yang merongrong kewibawaan pemerintah. Menurutnya, KAMI adalah bentuk trik politik yang ingin menyerang pemerintahan yang sah.

"Surabaya sekarang sedang memerangi Covid-19 dan mereka (KAMI) justru menggalang kerusuhan. Maka, kami menolak semua kegiatan KAMI," ujarnya, Senin (28/9).

 

Komentar Pihak Kepolisian

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wsnu Andiko membenarkan kejadian tersebut. Namun, ia menyebutkan jika pembubaran dilakukan oleh pihak Gugus Tugas.

"Kelompok aliansi yang tadi berkumpul itu kita lakukan proses penghentian kegiatannya. (Yang menghentikan) Tergabung dalam kelompok gugus tugas. Karena kita tahu situasi saat ini kan Jawa Timur masuk perhatian nasional untuk pandemi covid-19," ujarnya.