Makhluk Ini Bangun Setelah Terkubur 100 Juta Tahun di Dasar Laut

Ahad, 27 September 2020

Ilustrasi dasar laut. Foto: CNN

Riauaktual.com - Jauh sebelum T-Rex, makhluk ini sudah terlebih dahulu hidup. Seiring berjalannya waktu, makhluk tersebut ditemukan hidup setelah terkubur 101,5 juta tahun.

Ialah mikroba, makhluk kecil yang memiliki kemampuan bertahan hidup luar biasa. Dikisahkan, para peneliti di atas kapal bor JOIDES Resolution mengumpulkan sampel sedimen dari dasar laut 10 tahun lalu. Sampel berasal dari 328 kaki (100 meter) di bawah dasar 20.000 kaki (6.000 m) di Pasifik Selatan Pusaran.

Itu adalah wilayah Samudra Pasifik dengan sangat sedikit nutrisi dan sedikit oksigen yang tersedia untuk kelangsungan hidup. Peneliti berusaha mencari data tentang bagaimana mikroba bertahan di bagian terpencil dunia.

"Pertanyaan utama kami adalah apakah kehidupan bisa ada di lingkungan yang terbatas nutrisi atau jika ini adalah zona tak bernyawa, dan kami ingin tahu berapa lama mikroba dapat bertahan hidup jika hampir tidak ada makanan," Yuki Morono, seorang ilmuwan di Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology dan penulis utama makalah baru tentang mikroba menyampaikan dalam sebuah pernyataan.

Hasilnya menunjukkan bahwa bahkan sel yang ditemukan dalam sampel sedimen berumur 101,5 juta tahun ini mampu bangun ketika oksigen dan nutrisi tersedia sebagaimana dikutip dari Live Science.

 

Tampilan mikroba yang tetap hidup setelah 101,5 juta tahun lamanya.Tampilan mikroba yang tetap hidup setelah 101,5 juta tahun lamanya. Foto: JAMSTEC

"Mulanya, saya skeptis, tetapi kami menemukan bahwa hingga 99,1% mikroba di sedimen yang diendapkan 101,5 juta tahun lalu masih hidup dan siap untuk makan," kata Morono.

Dalam pengamatan awal, mikroba nampak menghentikan semua aktivitas. Tetapi ketika ditawari nutrisi dan kebutuhan hidup lainnya, mereka menjadi aktif kembali.

Untuk memastikan sampel mereka tidak terkontaminasi mikroba modern, para peneliti membuka sedimen di lingkungan yang sangat steril, memilih sel mikroba yang ada dan memberi mereka nutrisi secara eksklusif dalam tabung kecil yang dirancang khusus.

Sel-sel merespons dengan cepat. Mereka dengan cepat melahap nitrogen dan karbon. Dalam 68 hari, jumlah sel menjadi empat kali lipat dari yang semula 6.986.

Bakteri aerobik (penghirup oksigen) adalah sel yang paling kuat dan paling mungkin untuk bangun. Organisme kecil ini bertahan hidup hanya pada gelembung kecil udara yang turun menjadi sedimen dalam rentang waktu geologi. Tampaknya tingkat metabolisme bakteri aerob cukup lambat sehingga memungkinkan mereka bertahan hidup dalam waktu yang lama. Penelitian ini diterbitkan 28 Juli di jurnal Nature Communications.

 

 

Sumber: Detikcom