Dihina Tak Akan Mapan, dari Jualan Balon Pria Ini Bungkam Cibiran Haters Dengan Hasil yang Mengejutkan

Rabu, 23 September 2020

Riauaktual.com - Sebagian orang biasanya ada yang menilai seseorang dari luarnya saja. salah satu contohnya adalah menilai kehidupan seseorang dari status seseorang berdasarkan penampilan dan karya individu tersebut.

Bahkan beberapa orang cenderung meremehkan pekerjaan seseorang seolah-olah apa yang dilakukannya tidak menjanjikan pendapatan yang menggiurkan sehingga tidak memiliki masa depan.

Salah satunya seprti kisah seorang pria dari Malaysia berikut ini. Ketika dia memutuskan untuk jualan balon, dirinya mendapat hinaan bahkan cacian dari orang disekelilingnya.

Meski mendapat cibiran dan pandangan negatif dari orang-orang di sekitarnya, Dzulhazry Zainal Abidin terus melangkah maju dengan bisnis balonnya.

Buktikan cibiran negatif orang

Pria berusia 31 tahun itu berhasil membuktikan pandangan negatif orang-orang selama ini bahwa pekerjaannya sebagai penjual balon tidak menjanjikan masa depan yang cerah.

Dzulhazry mengunggah video pendek yang diproduksi melalui aplikasi TikTok. Dia menceritakan kesulitan dalam perjalanannya sebagai penjual balon hingga ia mengumpulkan lebih dari 5.000 retweet dan lebih dari 3.000 suka.

"Ini pekerjaanku sejak tahun 2012, selalu dikutuk (dicibir-red) sebab kerja hanya berjualan balon saja," tulis keterangan dalam video yang diunggahnya.

"Kau tak akan kaya dari berjualan balon" ungkap Dzulhazry menirukan cibiran orang.

Memasarkan produknya.

Mengutip dari mstar.com.my, Jumat (18/09/2020), Dzulhazry mengatakan bahwa dia memperoleh pengalaman bekerja dengan perusahaan yang mengkhususkan diri dalam dekorasi untuk acara wisuda di kampus.

”Saya mulai bekerja di perusahaan pada tahun 2012 lalu. Dari situ saya mendapatkan banyak pengalaman dan akhirnya pada tahun 2014 saya mencoba untuk memulai usaha sendiri yang tidak jauh dari pekerjaan sebelumnya yaitu berjualan balon untuk event-event.

”Biasalah, awalnya banyak suara-suara sumbang yang menghina. Ada yang bilang ‘jual balon sebiji 3 ringgit (Rp10.700), memang berapa orang yang mau beli’, ‘kamu gak akan kaya jual balon saja’. Memang sangat menyakitkan dan teringat sampai hari ini,” terang Dzulhazry.

Namun, tidak seperti perusahaan tempatnya bekerja, Dzulhazry melakukan inovasi dalam memasarkan balon-balonnya. Katanya, harus menggunakan skill dalam berjualan balon.

Selama berkecimpung dalam bisnis ini, Dzulhazry mengaku mendapat banyak pengalaman manis. Salah satunya pesanan dari para artis untuk acara-acara mereka.

 

” Saya sering mendapat pesanan dari artis-artis terkenal untuk acara-acara mereka. Hingga ada yang jadi klien tetap. Selain itu, pernah juga diwawancara oleh satu stasiun televisi,” katanya yang beroperasi di Gombak, Selangor.

Namun langit tidak selalu cerah. Ketika pemerintah menerapkan pembatasan sosial yang disebut Perintah Kawalan Pergerakan (PKP), bisnis Dzulhazry ikut terkena dampaknya.

Delapan tahun berkecimpung dalam bisnis dekorasi balon, Dzulhazry sudah bosan dengan suara-suara negatif yang masih ada hingga saat ini, terutama dari orang-orang di sekitarnya.

Menganggapnya sebagai tantangan, pria ini juga berpesan kepada mereka yang berada dalam situasi yang sama agar tidak mudah putus asa jika menghadapi situasi seperti itu.

 

 

 

Sumber: Planet.merdeka.com