Kantongi Informasi Penting, Mantan Perwira Intelijen Saudi: Mohammed bin Salman Ingin Saya Mati

Ahad, 09 Agustus 2020

Mohammed bin Salman. (Foto: Getty Images)

Riauaktual.com - Seorang mantan perwira intelijen Arab Saudi mengungkapkan bahwa putra mahkota Arab Saudi menginginkannya mati. Satu tim pembunuh yang dikirim ke Kanada untuk membunuhnya berhasil dihentikan oleh para petugas pabean.

Saad al Jabri mengatakan dalam gugatan hukum yang diajukan pada Kamis (6/8/2020) di sebuah pengadilan federal Amerika Serikat bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman ingin membungkamnya karena ia memiliki "informasi memberatkan" mengenai putra mahkota.

Perwira kawakan itu mengatakan dalam gugatan yang tidak disertai bukti pendukung itu bahwa satu tim pembunuh dikirim ke Kanada, tempat tinggal mantan perwira intelijen itu, hanya beberapa pekan setelah penulis Jamal Khashoggi dibunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul.

Khashoggi diyakini telah dimutilasi di dalam konsulat itu, dalam operasi yang kemungkinan besar diperintahkan oleh Mohammed bin Salman. Penulis, yang kritis terhadap Salman itu, ke konsulat untuk mendapatkan dokumen-dokumen bagi pernikahannya.

Beberapa anggota keluarga Jabri telah ditahan di Arab Saudi dalam upaya untuk membuatnya kembali ke negara kerajaan itu.

Jabri termasuk staf mantan Putra Mahkota Mohammed bin Nayef, di mana ia adalah penghubung bagi sejumlah organisasi mata-mata Barat.

Dokumen pengadilan menyebutkan tim yang dikirim untuk membunuhnya membawa bertas-tas berisi peralatan forensik untuk membersihkan lokasi kejahatan sewaktu mereka dihentikan oleh petugas perbatasan Kanada yang curiga.

Para pengamat menyatakan belum jelas apakah pengajuan gugatan di pengadilan itu akan dilanjutkan dalam sistem pengadilan AS. Namun, pengajuan itu telah menimbulkan perhatian terhadap situasi yang dihadapi Jabri serta terhadap putra mahkota yang menargetnya.

 

 

Sumber: VOA Indonesia