Disdik Riau Akan Berlakukan Aturan Ketat Saat New Normal Diterapkan

Selasa, 02 Juni 2020

Plt Kadisdik Riau Kaharuddin (istimewa)

Riauaktual.com - Saat ini Dinas Pendidikan Provinsi Riau masih menunggu petunjuk teknis penerapan New Normal dari Kemendikbud terkait sistem pembalajaran yang bakal diterapkan pada tatanan kenormalan baru ini. 

Meski masih menunggu petunjuk resmi dari pemerintah pusat, Disdik Riau juga sudah mulai mengambil ancang-ancang konsep yang bakal diterapkan pihak sekolah di Provinsi Riau dalam penerapan New Normal.

"Kita masih menunggu petunjuk teknis dari kemendikbud sistem pembelajaran saat new normal ini seperti apa, karena untuk saat ini kita masih menggunakan aturan yang sebelumnya yakni sistem pembelajaran secara daring," ungkap Plt Kadisdik Riau Kaharuddin, Selasa (2/6/2020).

Meski demikian, Kaharuddin mengakui bahwa pihaknya saat ini sudah mulai melakukan pembahasan bersama pihak terkait mengenai seperti apa persiapan jalannya pendidikan saat new normal nanti.

"Hari kamis atau jumat kita akan presentasi bagaimana penerapan sistem pendidikan degan new normal ini. Kalau sistem tatap muka tentu harus memperhatikan protokol kesehatan, seperti jumlah siswa harus dikurangi setiap kelas, diatur jarak minimal 1 meter dan kalau biasa satu kelas ada 36 siswa sekarang maksimal sekitar 18 siswa dan dibagi dua sif pagi dan sore," Beber Kaharuddin.

Tidak hanya itu, Kaharuddin juga menjelaskan bahwa akan ada pengurangan durasi waktu belajar per mata pelajaran. Dimana jika waktu normal belajar 1 jam bisa jadi berkurang menjadi 45 sampai 35 menit.

Sementara itu, ada mata pelajaran tertentu yang dinilai masih tetap menggunakan sistem daring, seperti mata pelajaran pra karya, BK, olahraga.

"Dengan pengurangan mata pelajaran ini, kita rasa tetap terpenuhi jam belajar siswa yang dibagi dua sif tadi, memang kosekuensinya memang ada beban mengajar yang bertambah, kita juga akan buat kajian oleh tim apakah akan ada tunjangan seperti uang makan atau ada tambabahan uang transportasi kita akan lihat kondisinya seperti apa nantinya," jelasnya.

Sementara itu, kondisi sekolah menurut Kaharuddin juga harus betul-betul mengikuti protokol kesehatan, diantaranya menyiapkan termogan, tempat cuci tangan, melakukan peyemprotan disinfektan setiap ruangan.

"Sekolah harus ikuti protap kesehatan yang ditentukan, termasuk juga harus menyediakan bilik disinfektan, sebelum masuk ke sekolah juga harus dicek suhu tubuh, kalau suhu tubuh diatas normal tentu harus pulang, SOP ini harus dilakukan secara ketat dan dinformasikan ke orang tua agar siswa siswi yang suhu diatas normal ditindaklanjuti dan dibawa kepusat layanan kesehatan untuk dicek kembali," sebutnya.

Tidak hanya sampai disitu, setiap peserta didik dan pengajar wajib menggunakan masker dan akan diawasi oleh petugas agar tidak melakukan aktivitas yang tidak dibenarkan. Aktivitas siswa saat istirahat dan berbelanja di kantin juga akan diatur, diantaranya menjaga jarak dan tidak melakukan kerumunan.

"Ini semua tujuannya untuk memastikan bahwa saat aktivitas sekolah dibuka tidak menjadi tempat penyebaran wabah Covid-19, hal ini tentunya juga perlu peran orang tua untuk sama-sama mengawasi aktivitas anak-anak mulai dari keluar dari sekolah sampai kembali kerumah," ulasnya.

Namun, ketika ditanyakan lebih jauh apakah di tahun ajaran baru 13 Juli 2020 mendatang sudah bisa dilakukan aktifitas belajar mengajar, Kaharuddin tidak mau bersepekulasi.

"Tidak bisa diprediksi karena wilayah ada zona-zona nya, dan kita belum tau nantinya seperti apa. Pastinya ada aturan-aturan yang lebih mendatail dari Pemerintah terkait hal itu, kita tunggu saja," pungkasnya. (DON)