PSBB Sudah Sangat Terlambat dan Salah Kaprah

Senin, 20 April 2020

Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bogor, Rabu (14/4/20). (Foto: Humas Pemprov Jabar)

Riauaktual.com - Penarapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus mata rantai virus corona atau Covid-19 dinilai sudah terlambat diterapkan di Indonesia.

Semestinya, PSBB diterapkan setelah Presiden Jokowi menerima surat dari badan kesehatan dunia atau WHO.

Demikian disampaikan ahli Epidemiologi dan Biostatistik FKM UI, Pandu Riono saat menjadi narasumber dalam web diskusi yang dipandu Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini.

“Kita jangan main-main dengan virus, jangan berlama-lama mengambil keputusan,” jelasnya, Minggu (19/4/2020).

Menurutnya, tidak ada negara manapun di dunia yang siap dengan serangan virus asal Kota Wuhan itu.

“Tidak ada negara yang siap, tapi negara yang berhasil adalah yang melakukan dengan respons cepat,” sambungnya.

Karena itu, menurutnya, Indonesia harus bisa menyelesaikan permasalahan pandemik ini secara cepat dan serempak.

Bukan malah dijalankan masing-masing kepala daerah.

“Sejak awal seharusnya sudah nasional. PSBB itu harus dilakukan nasional, bukan lokal,” terangnya.

“Karena virus tidak mengenal batasan, tapi pergerakan manusia,” tegasnya, sebagaimana dikutip dari pojoksatu.id.

Selain itu, Titi juga meminta pemerintah tegas melarang masyarakat agar tidak melalukan mudik.

Jika dibiarkan, sambungnya, maka akan ada penambahan kasus yang luar biasa di luar Jabodetabek.

“Kita harus punya target jika kita mau menyelesaikan persolaan pandemik Covid-19. Bolanya itu saat ini ada di pemerintahan,”

“Sudah dikasih tau, jangan malah silang sengketa,” tuturnya.

Sebelumnya, hal yang sama juga disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.

Melalui akun Twitter pribadinya, Presiden Jokowi hanya mengeluarkan imbauan saja, bukan larangan tegas.

Dalam cuitannya, Jokowi menggunggah gambar komik kartun yang intinya merupakan imbauan agar tidak mudik.

“Tak mudik bukan karena tak rindu. Tapi karena sayang pada ayah dan ibu,” cuit @jokowi.

Cuitan itu lantas dibalas politisi Partai Gerindra Fadli Zon yang memintanya membuat keputusan tegas.

Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu, imbaun tidak akan bisa mencegah masyarakat tidak mudik.

Apalagi, imbauan itu hanya berbentuk gambar komik kartun.

“Pak @jokowi, saran saya mudik dilarang saja, risiko terlalu besar,” cuit Fadli Zon melalui akun Twitter pribadinya, Minggu (19/4/2020).

Sebaliknya, anak buah Prabowo Subianto itu meminta Jokowi agar memiliki sikap yang tegas. Bukan plin-plan.

“Jangan plinplan. Jelaslah dan tegas,” sambungnya.

Bahkan, mantan Wakil Ketua DPR RI ini menyebut bahwa sejatinya larangan tegas tak mudik pun sudah terlambat.

“Inipun sudah terlambat, jangan tunda lagi. Jangan diimbau doang apalagi pakai gimik komik,” katanya.

“MUI saja cukup tegas soal mudik ini,” tuturnya melalui akun @fadlizon.