Kata Militer Amerika Soal Asal Muasal Virus Corona

Jumat, 17 April 2020

Suasana sepi New York terkait lockdown corona. Foto: Anadolu Agency via Getty Images

Riauaktual.com - Asal muasal virus corona yang sekarang sudah menghinggapi jutaan penderita bikin penasaran banyak pihak, termasuk militer Amerika Serikat. Bagaimana penelusuran mereka sejauh ini?

Dikutip dari Reuters, intelijen AS mengindikasikan bahwa COVID-19 kemungkinan berasal dari alam, tidak dibuat di laboratorium di China seperti disebut dalam berbagai teori konspirasi. Tapi tetap saja, intelijen belum bisa memastikannya.

Informasi itu disampaikan baru-baru ini oleh Jenderal Mark Milley dari militer AS yang menjabat Chairman of the Joint Chiefs of Staff. Ia membenarkan bahwa intelijen Negeri Paman Sam menyelidiki secara intensif dari mana virus corona bermula.


"Ada banyak rumor dan spekulasi di media, blog, dan lainnya. Seharusnya tidak mengagetkan Anda bahwa kami tertarik pada hal itu dan kami punya banyak intelijen mengamatinya dengan seksama," kata dia.

"Pada saat ini, memang belum konklusif meskipun bukti cenderung mengindikasikan (virus itu) natural. Tapi kami belum tahu secara pasti," imbuh dia.

Virus corona yang kini menimbulkan banyak korban meninggal dunia di Amerika Serikat memicu ketegangan dengan China. Bahkan presiden AS, Donald Trump, sempat menyebut COVID-19 sebagai 'virus China'.

Virus tersebut pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, di mana di sana ada laboratorium untuk meneliti virus mematikan, yaitu Wuhan Institute of Virology. Tapi pejabat China sudah berulangkali membantah virus corona berasal atau bocor dari sana.

Secara umum, ilmuwan sepakat COVID-19 berasal dari binatang, kemungkinan kelelawar. Pada bulan Februari, Shi Zengli selaku direktur Wuhan Institute of Virology menjamin dengan nyawanya, bahwa corona tak ada sangkut pautnya dengan lembaga bernilai 34 juta poundsterling tersebut meski mereka juga meneliti kelelawar.

Media pemerintah Xinhua menyebutkan laboratorium ini mampu meneliti patogen paling mematikan sekalipun. Salah satu perisetnya bernama Zhou Peng adalah spesialis peneliti virus di kelelawar.

"Kami berada di depan dalam studi mekanisme kekebalan di kelelawar, yang membawa virus dalam waktu yang lama. Kelelawar membawa virus tapi tidak diinfeksi olehnya. Mereka memberi harapan bagi manusia dalam studi melawan virus," katanya di tahun 2018.

Wuhan Instititure of Virology Foto: Wuhan Instititure of Virology

Di pihak lain, pakar keamanan biologi asal Amerika Serikat, Profesor Richard Ebright mengatakan bahwa meski bukti menyatakan virus tidak diciptakan di laboratorium, bisa saja virus itu lolos dari sana saat sedang diteliti.

Namun demikian, pakar lainnya sangat yakin COVID-19 tidak berasal dari laboratorium tersebut. Dr Keusch, profesor dari Boston University berbicara jika tidak pernah terjadi ada virus lolos dari laboratorium dengan tingkat keamanan tinggi.

"Laboratorium Wuhan didesain dengan standar tertinggi dengan beberapa sistem keamanan dan level tertinggi pelatihan. Artinya kebocoran cenderung sangat tidak mungkin," ujarnya, dikutip dari Daily Mail.