Gelagapan Dihajar DPR, Yasonna Sumpah Tak Kenal Harun

Rabu, 26 Februari 2020

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (kiri) saat membahas RUU KUHP bersama Komisi III DPR di Jakarta, Selasa (25/2). (Foto: Rizki Syahputra/RM)

Riauaktual.com - Komisi III DPR mencecar Menkumham, Yasonna laoly soal Harun Masiku, kemarin. Dikuliti politisi Senayan, Yasonna gelagapan. Sampai-sampai dia harus bersumpah tak kenal dengan buron KPK itu meski satu partai.

‘Serangan’ DPR berawal ketika Yasonna menjelaskan soal tak masuknya informasi kedatangan Harun di Bandara Internasional Soekarno Hatta, 7 Januari lalu dalam sistem pusat di Ditjen Imigrasi. Karena itu, dia mengaku, sempat menyampaikan ke publik Harun masih di luar negeri.

Setelah diperiksa, ternyata data kedatangan Harun dan 120 ribu lebih orang lainnya hanya tercatat di komputer pintu kedatangan Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta. Yasonna akhirnya mengakui, Harun sudah berada di Tanah Air pada 7 Januari lalu.

Atas kesalahan sistem ini, Yasonna mengaku, sudah meminta Plh Dirjen Imigrasi, Jhoni Ginting untuk memanggil vendor yang mengerjakan sistem tersebut, sehingga membuat 120.661 orang tak terdata sejak 23 Desember 2019 sampai 10 Januari 2020 tak tercatat.

“Ini betul-betul apes, apes besar dan sangat memalukan, buat pertama kalinya,” tegas Yasonna dalam RDP dengan Komisi III di Gedung DPR, kemarin.

“Saya kira, saya tidak akan mempertaruhkan integritas saya untuk soal masalah Harun Masiku, terlalu kecil lah,” imbuhnya.

Penjelasan Yasonna tak membuat puas Anggota Komisi III, Sarifuddin Suding. Dia menganggap, penjelasan Yasonna tak masuk akal karena hanya mengandalkan satu sumber informasi. “Kasus cukup mendapatkan perhatian publik, Pak Yasonna,” tutur Suding.

Suding menyebut, ketika Harun menjadi sorotan, Yasonna memberikan sebuah pernyataan yang sangat meyakinkan; Harun masih berada di luar negeri. Padahal, berdasarkan investigasi majalah Tempo, Harun sudah berada di Indonesia pada 7 Januari.

Suding pun kemudian bertanya apakah Yasonna mengenal Harun, yang juga mantan calon anggota legislatif PDIP daerah pemilihan I Sumatera Selatan. “Saudara kenal dengan Harun Masiku?” tanya Suding. Yasonna menggeleng.

“Lihat muka, fisik juga tidak pernah. Hanya fotonya. Ini saya orang kristen pak,” ujar Yasonna sembari mengangkat dua jari tangan kanannya, seperti orang bersumpah.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, Benny K. Harman pun ikut mencecar Yasonna. “Pak menteri tidak kenal, tahu Harun?” tanya Benny yang dijawab “tidak” oleh Yasonna. “Sebelumnya tidak tahu?” tanya Benny lagi yang kembali dijawab dengan jawaban sama oleh Yasonna.

“Coba sumpah lagi. Tadi kan pak Menteri bilang saya ini orang kristen. Jangan bawa-bawa Tuhan,” tegas Benny.

“Tidak tahu saya, tidak pernah (kenal) karena itu urusan di tingkat kesekjenan,” elak Yasonna lagi sambil mengangkat kedua jari tangannya. Yasonna mengaku, baru tahu Harun setelah kasus dugaan suap kepada mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan mencuat.

Benny tetap tidak puas. Dia meminta, Yasonna tak menyangkal dirinya bersahabat dengan Harun. “Kenapa menyangkal Harun sahabat? Jangan lah bohong di siang hari bolong,” tegas Benny.

Pimpinan sidang Desmond J. Mahesa memotong. “Ini tahu dari mana dulu Benny?” tanyanya. “Beliau ini kan masuk tim hukum (PDIP). Gimana toh? Mas Desmond, pak Ketua,” jawab Benny.

Yasonna pun tetap mengelak, bersikukuh tak mengenal Harun. Menurutnya, ketika Harun mendaftar sebagai calon anggota DPR dirinya belum menjadi pengurus DPP PDIP. Benny masih terus menyerang.

“Kita nggak persoalkan itu. Yang saya kecewa adalah saudara sangkal Harun, padahal Anda dari rumah yang sama,” cecar Benny merujuk pada PDIP.

Menurutnya, penjelasan Yasonna tidak tuntas. Belok ke sana kemari. “Yang ditanya tidak dijawab, yang dijawab yang tidak ditanya,” sindir Benny.

Akibatnya, banyak pertanyaan yang muncul. Yasonna pun menanggapi nyinyir pernyataan Benny itu. Dia berseloroh, Benny punya kemampuan mengetahui semua anggota Demokrat yang ada di sekitarnya. “Saya tidak punya kemampuan. Semua yang di mana-mana tau dia, Demokrat tau semua, kita belum punya kemampuan untuk itu,” seloroh Yasonna.

Benny pun mengatakan terdapat tiga spekulasi keberadaan Harun. Pertama, Harun sudah ditembak mati. Kedua, Harun disembunyikan. Dan, spekulasi ketiga Harun sembunyi sendiri. Namun, Benny tak yakin jika Harun sembunyi sendiri. Karena itu, agar tak memunculkan spekulasi lain, Benny mengusulkan pembentukan Panitia Kerja (Panja) soal Harun.

Terpisah, Plt Jubir KPK Ali Fikri menjawab diplomatis soal penyangkalan Yasonna. Menurutnya, keseluruhan fakta-fakta dalam berkas perkara baru akan kelihatan setelah dilimpahkan ke persidangan. Siapapun boleh menyatakan atau menyangkal mengenal Harun.

“Itu haknya. Tetapi, di berkas perkara nanti setelah dilimpahkan ke persidangan nanti tahu seperti kontruksi lengkapnya, di sana kemudian kita akan mengetahui,” ujar Ali di Gedung KPK, semalam.

 

 

Sumber: Rmco.id