Jejak Kemah Hijau di Buperta Cibubur

Kamis, 05 Desember 2013

Jejak Kemah Hijau di Buperta Cibubur. FOTO: ist

KEMAH Hijau Nasional 2013 di Buperta Cibubur, Jakarta Timur dilaksanakan pada tanggal 23-26 November oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kwarnas Pramuka. Peserta yang hadir pada perkemahan tersebut sebanyak ratusan peserta, mereka berasal dari seluruh pelosok nusantara. Mereka mewakili ratusan sekolah Adiwiyata Mandiri dan kelompok Pramuka Lingkungan yakni saka Kalpataru yang masuk ke tingkat nasional.

Suasana sederhana penuh makna dapat dilihat dari para peserta, pendamping dan pelaksana (fasilitator). Peserta  terlihat dari anak-anak remaja seusia tingkat SD hingga SMA. Mereka tertib membuang sisa –sisa makanan  di tempat sampah yang terbagi organik dan non-organik.

Mereka pun menyiapkan botol minuman sendiri. Pendamping juga terlibat aktifitas yang luar biasa mulai dari seminar, diskusi dan observasi tentang lingkungan di alam terbuka.

Para fasilitator yang terdiri mahasiswa dari perguruan tinggi di Jakarta dan Jawa Barat juga sangat bersahabat dalam membimbing peserta. Mereka sangat briliyan dalam mengemas setiap materi kegiatan sehingga muncul inovasi yang aplikatif mulai dari 3R, Kehati ataupun Perubahan Iklim itu sendiri.
 
Tahun ini Kementerian Lingkungan Hidup menggabungkan peserta kemah hijau dengan sekolah peraih Adiwiyata Mandiri  dengan peraih Kalpataru, yakni disini gerakan informal dan non formal bergabung dalam konsep hijau. SMAN 2 Siakhulu Kabupaten Kampar peraih Adiwiyata Mandiri 2013 juga ikut berperan aktif dalam kegiatan tersebut dengan mengirim 2 siswa dan 1 guru pendamping.

Perkemahan hijau 2013 merupakan cikal bakaluntuk membentuk saka Kalpataru yang akan memprioritaskan pada 3 Krida yakni pertama Reduce, Reuse, Recycle, kedua Krida Perubahan Iklim, Ketiga Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati (kehati). Ada pun sekolah Adiwiyata Mandiri mengintegrasikan saka kalpataru pada ekstra kurikuler wajib yaitu pramuka.

Dalam prakteknya pramuka sudah banyak menegakkan beragam disiplin, namun apakah bisa mendorong prilaku peduli lingkungan, mungkin belum atau pun sudah, masih kurang, karena penekanannya berbeda, sementara dengan Adiwiyata didorog tentang kemandirian, kepedulian, disiplin dan cinta alam.

Kegiatan kemah hijau 2013 di cibubur ini mengajarkan banyak hal antara lain :
1. Implementasi krida pertama (3R).
Peserta terbiasa membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Terlihat juga kreatifitas siswa dalam membuat tong sampah yang indah, penuh pesan dan menarik, terlihat dalam gambar.
    
2. Implementasi Krida perubahan iklim.
Peserta diajak untuk mengamati dan sekaligus melakukan penghematan energi melalui pembuatan slogan. Adanya energi pengganti yang berasal dari nabati (buah maja) juga ikut diperagakan oleh siswa sebagai berikut :
   
3. Implementasi kehati.
Konsep krida kenekaragaman hayati yakni flora dan fauna  juga mereka peroleh dan tidak hanya sekedar pengetahuan. Flora hati disini berarti eksplorasi keanegaragaman hayati. Penerapan selanjutnya juga tidak hanya sekedar penyeluhan atau materi pada saat perkemahan digelar tetapi langsung ke danau.
    
Peserta yang menghadiri perkemahan ini diharapkan dapat menmahami tentang  konsep-konsep tersebut. Mereka diharapkan menjadi pioner ketika kembali kepada sekitar mereka.

Sekolah Peduli Lingkungan
Sekolah yang menerapkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) untuk meraih Adiwiyata Mandiri pada dasarnya sudah memenuhi empat komponen yakni Kebijakan Berwawasan Lingkungan, Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif dan Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan. SMAN 2 Siakhulu kabupaten Kampar pada tahun 2013 menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri dengan tugas tambahan membimbing minimal 10 sekolah yang harus menjadi sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten.

Adanya kegiatan kemah hijau ini bagi warga ekolah tentu akan membuat lebih peduli kepada lingkungan sekitar.Terbentuknya “Sekolah Hijau dan bebas sampah” bagi warga sekolah  menjadi program berkelanjutan yang nanti akan diimbaskan pada masyarakat sekitar. Siswa akan merasa alam ini adalah titipan dari anak cucunya sehingga  akan selalu terpanggil menjaga kelangsungan seluruh komponen yang berada di dalamnya.
Sekolah Adiwiyata Mandiri diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka bisa membentuk Saka Kalpataru sebagai ciri sekolah berwawasan lingkungan. ***

Ditulis: Siti Nur Hidayah MPd
Editor: Riki