Media AS Sebut China Bujuk Dua Ormas Islam Indonesia agar Bungkam soal Muslim Uighur

Jumat, 13 Desember 2019

Sejumlah foto waga Uighur yang hilang. (Foto/ABC Australia)

Riauaktual.com - Media Wall Street Journal (WSJ) yang berbasis di New York, Amerika Serikat melaporkan dua organisasi massa (ormas) Islam terbesar di Indonesia dibujuk China agar bungkam terkait masalah Muslim minoritas Uighur di Xinjiang. 

Para pakar dan kelompok hak asasi manusia PBB memperkirakan lebih dari satu juta warga Uighur dan anggota kelompok etnis lainnya telah ditahan di kamp-kamp penahanan di Xinjiang, yang disebut china sebagai kamp pendidikan ulang. 

Laporan WSJ, Rabu 11 Desember 2019, menyebutkan para pemimpin Muhammadiyah, mengeluarkan surat terbuka pada bulan Desember 2018 yang mencatat laporan kekerasan terhadap komunitas Uighur yang “lemah dan tidak bersalah”, yang sebagian besar Muslim, dan meminta penjelasan China.

Setelah adanya desakan dari Muhammadiyah, China lapor WSJ mulai meyakinkan otoritas agama dan jurnalis Indonesia bahwa kamp pendidikan ulang di wilayah Xinjiang adalah upaya mereka untuk menyediakan pelatihan kerja dan memerangi ekstremisme. 

WSJ dalam laporannya menyebutkan puluhan tokoh agama Indonesia dibawa ke Xinjiang untuk mengunjungi fasilitas kamp penahanan atau pendidikan ulang versi China. Tur diikuti wartawan dan akademisi. 

Otoritas China memberikan penjelasan soal serangan teroris yang mereka klaim dilakukan oleh Uighur dan mengundang tamunya untuk berdoa di masjid-masjid setempat. 

Di kamp mereka mengunjungi ruang kelas di mana mereka diberitahu siswa menerima pelatihan dalam segala hal mulai dari manajemen hotel hingga peternakan. 

Setelah kunjungan ke kamp, seorang ulama senior Muhammadiyah yang mengikuti tur ke Xinjiang dikutip dalam majalah resmi Muhammadiyah mengatakan bahwa sebuah kamp yang dia kunjungi sangat bagus, memiliki ruang kelas yang nyaman dan tidak seperti penjara. 

"Ada masalah dengan ekstremisme di Xinjiang dan mereka [China] menanganinya," kata Masduki Baidlowi, seorang tokoh dari Nahdlatul Ulama, yang juga politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga mengunjungi kawasan itu dalam tur. “Mereka memberikan solusi, pelatihan keterampilan,” lanjut Masduki yang kini menjabat Staf khusus Wakil Presiden Ma’ruf Amin. 

Ketua PBNU Said Aqil Siroj, tulis WSJ menanggapi masalah Uighur di Xinjiang dengan meminta warga khususnya Muslim tidak mudah percaya pada laporan media dan televisi dengan situasi Xinjiang. Hal itu disampaikannya dalam sebuah kalimat pengantar untuk buku yang diterbitkan NU cabang China. 

 

 

 

Sumber: okezone.com