Ternyata Inilah Penyebab Beberapa Suhu Diwilayah Indonesia Pekan ini Panas Menyengat

Selasa, 18 September 2018

Ilustrasi cuaca panas.

Riauaktual.com - Beberapa wilayah di Indonesia mengalami cuaca panas yang amat terik. Di Jakarta, suhu panas mencapai 33 derajat celsius, disertai dengan angin kencang. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, cuaca panas dan terik ini juga melanda Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara. Kejadian seperti ini sering terjadi saat puncak musim kemarau.

 

Dikutip dari Merdeka.com, Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan fenomena cuaca panas dan terik merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut. Berikut faktor-faktor tersebut, seperti dikutip dari laman BMKG:


1. Matahari ada di sekitar Khatulistiwa

Gerak semu matahari yang saat ini berada di sekitar khatulistiwa (sekitar tanggal 22-23 September berada tepat di atas khatulistiwa, sehingga radiasi matahari yang masuk cukup optimum. Hal ini ditandai dengan hasil monitoring suhu udara maksimum berkisar antara 34.0 - 37.5 derajat celsius (masih dalam kisaran normal suhu maksimum yang pernah terjadi berdasarkan data klimatologis 30 tahun antara 34.0 - 37.5 derajat celsius).


2. Massa udara dingin dan kering menuju Indonesia

Aliran massa udara dingin dan kering yang bergerak dari Australia menuju wilayah Indonesia sebelah selatan khatulistiwa terutama di sekitar Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Kondisi ini ditandai dengan adanya kelembaban udara yang kurang dari 60 persen di ketinggian 3.000 meter dan 5.000 meter dari permukaan.

3. Adanya Angin Muson Timur

Menurut BMKG Stasiun Kilmatologi Kelas II Kupang, Ryan Sudrajat, angin Muson Timur ini bertiup pada bulan April hingga Oktober. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi utara, di mana Benua Australia musim dingin sehingga bertekanan tinggi, sedangkan Benua Asia lebih panas, sehingga tekanannya rendah. Menurut hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, sehingga angin bertiup dari Benua Australia menuju Benua Asia.

Pola tekanan udara ini, menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia semakin signifikan, yang membawa massa udara dari Australia bersifat dingin dan kering.