Saat Paripurna Istimewa Ulang Tahun Kota, LAM Lontarkan Kritik Pedas Kepada Pemko Pekanbaru

Ahad, 24 Juni 2018

MKA LAM Pekanbaru Tuan OK Tabrani SH

Riauaktual.com - Rapat Paripurna Istimewa HUT Kota Pekanbaru ke-234, yang digelar di DPRD Pekanbaru, Sabtu (23/6/2018) kemarin berjalan sukses.

Meski jadwal pelaksanaan sempat diundur, namun dihadiri semua pejabat yang diundang. Termasuk Plt Gubernur Riau Wan Thamrin, yang datang setelah paripurna usai diketuk palu oleh pimpinan sidang, Sondia Warman SH MH, di dampingi pimpinan DPRD lainnya Sigit Yuwono ST, Jhon Romi Sinaga SE, serta semua anggota dewan.

Sedangkan dari Pemko Pekanbaru sendiri, dihadiri langsung Plt Walikota Ayat Cahyadi, kepala dinas/badan, pengurus LAM Pekanbaru, serta unsur Forkompinda lainnya.

Seperti biasanya, pada sidang istimewa ini, sejarah berdirinya Kota Pekanbaru dibacakan datuk dari pengurus LAM Pekanbaru.

Hanya saja, di sela-sela pembacaan sejarah, Pengurus MKA LAM Pekanbaru Tuan OK Tabrani SH, yang ditunjuk sebagai juru bicara menyampaikan "kritik pedas" ke Pemko Pekanbaru.

Mulai dari slogan Kota Pekanbaru Madani, yang menurut pemangku adat tidak pernah diajak duduk bersama dalam merumuskan hal tersebut. Sehingga LAM tidak mengetahui apa sebenarnya Kota Madani yang dimaksut.  

"Ini juga belum ada Perdanya, apalagi koordinasi dengan LAM. Padahal slogan Kota Bertuah sudah terpatri dan mendarah daging di semua lapisan masyarakat, jangan pula diganti," celetuk OK Tabrani.

LAM juga kata OK Tabrani, menyorot pemindahan Kantor Walikota ke Perkantoran Tenayan Raya yang terkesan dipaksakan, apalagi ratusan miliar uang rakyat yang disedot dari APBD Pekanbaru, habis untuk membangun kantor tersebut.

"Ironisnya lagi, dari 6 gedung yang dibangun, hanya satu gedung utama yang baru bisa dioperasikan. Selebihnya belum selesai dan tak bisa ditempati. Lalu untuk menyiapkan 5 gedung lainnya, dipaksa lagi uang APBD. Ini kita sarankan untuk DPRD pertimbangkan," katanya.

Selain itu, LAM juga menyorot persoalan banjir yang tak kian tuntas. Sejumlah jalan protokol, pemukiman dan lainnya, jika diguyur hujan lebat, maka dipastikan banjir.

Selanjutnya, persoalan Gelper dan narkoba, sudah menjadi hantu yang menakutkan di Kota Bertuah ini. Lihat saja belasan tempat Gelper yang bernuansa judi, bebas beroperasi. Pihak terkait terkesan tutup mata. Padahal, ini bisa menjadi sumber rusaknya generasi muda.

"Belum lagi peredaran narkoba, tumbuh subur di mana-mana. Terutama di tempat hiburan malam. Kita selaku pemuka adat sedih, kenapa aturan yang sudah dibuat, tidak dijalankan," katanya heran. (de)