Cerita Bocah 10 Tahun Antar Nenek ke RS Sendirian dan Tak Mau Keluar dari ICU

Rabu, 21 Februari 2018

Fitri Ayu dampingi sang nenek. Foto/kompas.com

Riauaktual.com - Wajah Fitri Ayu Dwi Pertiwi (10) terlihat lelah saat ditemui di ruang tunggu keluarga di ICU RSUD Blambangan Jumat (15/2/2017).

Tangannya tidak mau lepas menggenggam erat lengan Ani Sugiarti (35), ibu kandungnya yang duduk di sebelahnya.

Siswi kelas 4 SDN 3 Karangrejo ini sempat menghebohkan pengunjung RSUD Blambangan karena mengantarkan neneknya, Mujiati (68), seorang diri saat kontrol ke RSUD Blambangan Rabu (13/12/2017).

Bahkan saat neneknya harus rawat inap di ruang ICU RSUD Blambangan karena penyakit jantung, Fitri menjaga nenek yang merawatnya dan menolak saat disuruh keluar oleh petugas kesehatan seorang diri.

"Waktu itu aku nggak mau keluar dari kamar. Kasihan mbah kalau aku tinggal," kata Fitri dengan polos.

Fitri mengaku, selama beberapa hari neneknya mengeluh sakit di bagian dada. Dia kemudian berinisiatif izin sekolah dan mengantarkan neneknya dengan naik becak ke RSUD Blambangan untuk kontrol. Namun, dia tidak menyangka bahwa neneknya harus rawat inap.

"Aku cuma bawa uang Rp 15.000 untuk bayar becak, Mbah kan sudah ada kartunya buat periksa jadi enggak bayar," ungkapnya.

Selama ini, dia hanya tinggal dengan nenek dan kakeknya. Kondisi kakeknya juga sakit-sakitan dan tidak bisa jalan jauh sehingga hanya di rumah dan tidak bisa mengantar berobat ke rumah sakit.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka bertiga, Suwarni (67), kakek Fitri membuat layang-layang.

"Waktu itu aku bingung pas Mbah disuruh nginap akhirnya bilang sama Bu Guru dan akhirnya Bu Guru hubungi Ibu yang lagi kerja jauh," kata Fitri.

Sementara itu, Ani Sugiarti (35), ibu kandung Fitri dengan mata berkaca-kaca bercerita jika sejak dua tahun terakhir dia meninggalkan rumah untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga sehingga Fitri terpaksa dititipkan kepada nenek dan kakeknya.

Dia mengaku, tidak ada pilihan lain karena pekerjaannya sebagai buruh cuci tidak mencukupi kebutuhan hidup mereka. Selain itu dia juga seorang diri membiayai sekolah Fitri.

"Saya sulit untuk izin pulang tapi jika ada waktu saya pulang ke rumah untuk melihat keluarga. Kasihan Fitri, dia tidak pernah tahu bapaknya. Saat dia baru lahir bapaknya pergi nggak ada kabar sampai sekarang," katanya.

Ani mengaku tahu ibunya masuk rumah sakit dari rekannya yang datang ke tempatnya bekerja.

"Saya nggak punya handphone. Fitri ngasih tau gurunya dan gurunya telpon temen saya yang rumahnya deket tempat saya kerja. Saya enggak punya handphone. Saya langsung pulang kepikiran Fitri. Sama siapa dia ngurus Mbahnya," katanya sambil memeluk anaknya.

Saat ditanya cita-citanya apa, Fitri dengan malu-malu menjawab jika ingin menjadi dokter agar bisa merawat kakek dan neneknya hingga sembuh.

"Kalau jadi dokter kan uangnya banyak jadi ibu enggak usah kerja jauh-jauh lagi. Biar nemenin aku di rumah," kata Fitri.

Sementara itu, Rindi, salah satu pengujung rumah sakit, mengaku salut dengan apa yang dilakukan Fitri. Walaupun masih anak-anak, dia telaten melayani neneknya yang sakit.

"Saya ketemu di dalam ruang ICU dan ternyata dia sendirian jaga neneknya di hari pertama. Kasihan tapi ya salut apalagi dia cerita izin bolos sekolah biar bisa ngantar neneknya berobat," ujar Rindi. (Wan)

 

Sumber: Kompas.com