Selain Bawang Putih, Ini Penyebab Bau Mulut Tak Terduga

Senin, 19 Februari 2018

Riauaktual.com - Selain bawang putih, kebiasaan sehari-hari yang kita anggap tak terkait dengan kesehatan mulut, ternyata justru jadi penyebab bau mulut. Tak heran jika meski sudah rajin menyikat gigi, tetap saja keluhan bau mulut menghantui.

Berikut penyebab bau mulut yang tak terduga dan bisa menjadi rekomendasi untuk mengubah gaya hidup.

1. Diet keto

Diet ketogenik saat ini menjadi pilihan banyak orang untuk menjaga berat badannya. Sayangnya, efek samping tak menyenangkan dari diet ini adalah bau tak sedap dari mulut.

“Pada dasarnya, saat seseorang menjalani diet keto, mereka memaksa tubuh untuk menciptakan molekul yang disebut keton. Keton tertentu, yang disebut aseton, cenderung dikeluarkan lewat napas dan urin. Aseton memiliki bau yang beberapa orang katakan seperti buah busuk,” kata Natalie Rizzo, ahli gizi.

Karena dalam diet ini kita mengurangi karbohidrat dan meningkatkan asupan lemak untuk menggunakan keton—bukannya glukosa untuk energi dan bahan bakar—tubuh perlu terbiasa dengan masa transisi tersebut.

Beruntung, bau mulut hanya efek samping sementara dari diet ini.  “Begitu tubuh terbiasa dengan keadaan ketogenik ini ( sekitar 1-2 pekan), bau mulut akan mereda,” kata Rizzo.

2. Diet paleo

Seperti diet keto, diet paleo mengharuskan kita mengurangi karbohidrat. Tapi, paleo berfokus untuk mengumpulkan protein, daripada makan lebih banyak lemak. Sayangnya, efek samping paleo dan keto sama saja: napas tak sedap.

“Diet paleo sering mengandung protein tinggi, dan konsumsi protein yang tinggi terkait dengan bau mulut pada beberapa orang,” kata Josh Axe, penulis buku soal makanan.

Axe menjelaskan, mengonsumsi banyak protein dapat menyebabkan peningkatan amonia yang menyebabkan bau tak sedap di mulut.

Untuk menghilangkan bau mulut pada diet paleo, maka kita harus mengganti beberapa protein dalam makanan.

"Kelebihan protein dalam makanan sebenarnya tidak akan bermanfaat dan bisa mengganggu organ pencernaan," katanya.

Dia menyarankan untuk mencoba meningkatkan asupan minyak zaitun, kacang-kacangan, biji-bijian dan minyak kelapa. Kalau perlu, makan karbohidrat yang belum diproses, seperti buah-buahan atau ubi.

3. Refluks asam lambung

Kamu sering merasakan seperti dada terbakar, bersendawa, dan sakit? Bisa jadi kamu mengalami refluks asam lambung.

“Refluks asam disebabkan oleh peradangan pada kerongkongan, gaya hidup atau kebiasaan diet tertentu. Hal itu bisa menyebabkan bau mulut, karena asamnya meluas dari perut dan masuk ke mulut," kata Axe.

Refluks asam dapat menyebabkan erosi pada gigi dan masalah gigi atau gusi lainnya, yang akhirnya dapat memperburuk masalah. 

“Jika seseorang juga menderita bisul, gagal ginjal, diabetes, disfungsi metabolik atau penyakit hati, selain refluks asam atau sakit maag, mereka juga cenderung mengalami bau mulut,” jelasnya.

Jika merasa mengalami refluks asam lambung, segera konsultasi ke dokter. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga bisa mengurangi efeknya dengan mengubah pola makan dengan menghindari makanan yang digoreng, makanan cepat saji, dan kurangi alkohol dan kopi.

4. Kurang makan

Percaya atau tidak, kelaparan juga bisa menyebabkan bau mulut. Tidak makan dalam waktu yang lama bisa mengurangi jumlah air liur di mulut, yang akhirnya menyebabkan mulut kering.

"Di dalam mulut kering, bakteri yang menyebabkan bau tak sedap dapat berkembang biak dengan lebih mudah, karena air liur dibutuhkan untuk mengendalikannya," kata Axe. 

Selain itu, lanjut dia, kelaparan juga mengubah produksi bakteri dan enzim di mulut, yang terkadang menyebabkan bau mulut. 

Karena itu, Kamu perlu minum banyak air dan mungkin simpan beberapa cemilan sehat di meja kerja untuk berjaga-jaga agar mulut tetap segar.

5. Sakit kepala

Sakit kepala juga berdampak pada bau mulut. Nah, kalau kamu mengalami pilek, lendir meningkat, napas sesak, atau demam, mungkin saja kamu memiliki infeksi sinus, yang bisa menyebabkan bau mulut.

“Sinus dan infeksi pernapasan dapat menyebabkan bau mulut (atau bahkan halitosis) akibat meningkatnya aktivitas bakteri dan kerusakan jaringan pada sistem pernapasan," katanya.

Bila sakit kepala itu sangat mengganggu dan tidak disertai gejala lain, kemungkinan kamu mengalami migrain. Meskipun obat akan meredakan rasa sakit, Axe juga menyarankan untuk melacak kebiasaan tidur atau pilihan makanan untuk mengenali pemicu migrain.

“Konsultasi dengan dokter tentang kemungkinan memiliki masalah kesehatan lain yang menyebabkan sakit kepala, seperti ketidakseimbangan hormon, alergi atau kelainan tiroid," katanya.

Selain menjaga kesehatan gigi yang baik, Axe menyarankan agar banyak minum air putih dan menambahkan peppermint ke teh untuk menghilangkan bau mulut tak sedap. (Wan)

 

Sumber: kompas.com