Riauaktual.com - SELAIN menjadi salah satu bahan utama pada olahan gulai, santan juga sering digunakan sebagai campuran untuk membuat berbagai minuman tradisional yang menyegarkan. Sebut saja es dawet, es cincau, bajigur, bahkan minuman mangga kekinian yang tengah digandrungi para generasi millennial juga menggunakan santan untuk menghasilkan cita rasa gurih.
Seperti diketahui santan atau santen adalah cairan berwarna putih susu yang diperoleh dengan cara memeras hasil parutan daging kelapa. Untuk memperbanyak santan, sebagian orang kerap menambahkan air sebelum memeras parutan daging kelapa.
Berbeda dengan makanan bersantan, minuman yang diolah menggunakan cairan ini terkadang menimbulkan aroma dan rasa yang tak sedap jika dibiarkan terlalu lama. Menurut Chef Astrid Enricka, ada beberapa faktor yang membuat minuman berbahan dasar santan cepat basi.
"Biasanya yg bikin apek itu kalau santannya tidak dimasak, atau dimasak tapi tidak sampai matang. Untuk mengakalinya santan harus dimasak dengan api kecil sambil diaduk sampai matang," tutur Astrid.
Lebih lanjut Astrid menerangkan, kebiasaan buruk masyarakat Indonesia saat mengolah santan adalah tidak menyimpannya di tempat yang tepat. Mengingat teksturnya yang lembut, santan termasuk bahan makanan yang sangat rentan terkontaminasi kuman penyakit.
"Santan itu delicate, oleh karena itu temperaturnya harus dijaga. Jangan simpan di suhu ruang. Paling tepat disimpan di lemari pendingin," imbuhnya.
Selain temperatur dan teknik memasak, perlu diketahui bahwa peralatan yang digunakan untuk mengolah atau menyajikan minuman bersantan juga sangat berpengaruh dalam menjaga kualitasnya.
"Terkadang orang-orang yang keracunan itu bukan karena makanannya yang tidak bersih, tetapi karena menggunakan peralatan yang tidak bersih. Kalau mau mengolah santan, sebaiknya gunakan peralatan yang bersih. Cucilah gelas dengan air bersih atau bilas dengan air hangat, lalu keringkan sebelum disimpan," tukas Astrid.
Sumber : okezone.com